Suara.com - Menurut beberapa jurnal ilmiah, tidur biasanya membantu melupakan kejadian mengerikan dan memalukan yang pernah dialami. Sebab, saat tidur malam hari, otak membantu menyelesaikan masalah emosi sehingga membantu seseorang menghadapi episode yang mengerikan sekaligus memalukan dalam hidupnya. Namun, hal ini tidak terjadi pada orang yang mengalami insomnia.
Seperti dilansir Dailymail, Jumat (26/4/2019), para ilmuwan menemukan bahwa penderita insomnia tetap dihantui oleh momen memalukan atau mengerikan yang mereka alami.
Diperkirakan hal itu terjadi karena otak mereka tidak siap menghadapi episode tersebut.
Fakta tersebut didapat berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di Institut Neuroscience Belanda, kala mereka meneliti 27 orang penderita insomnia dan 30 orang yang tidur normal.
Baca Juga: Insomnia dan Susah Tidur? Setel Saja Musik Klasik
Mereka semua diminta untuk mengingat pengalaman paling memalukan mereka beberapa waktu yang lalu sambil melakukan scan MRI dari aktivitas otak. Kemudian mereka diminta melakukan hal yang sama setelah tidur malam.
Hasilnya, orang-orang yang tidur nyenyak menempatkan pengalaman-pengalaman itu di kepala mereka sebagai kenangan yang dinetralkan oleh otak setelah tidur malam. Sedangkan, penderita insomnia tidak dapat melakukannya.
Pola gelombang otak yang terlihat pada orang-orang yang tidur nyenyak menunjukkan bahwa perasaan telah dinetralkan, dengan sedikit reaksi di area otak, sistem limbik, yang mengatur emosi. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Brain.
"Penelitian otak menunjukkan bahwa hanya orang yang mendapat kualitas tidur baik saja yang mendapat manfaat dari tidurnya ketika harus melepaskan ketegangan emosional," ujar peneliti Rick Wassing.
Sementara, prosesnya tidak bekerja dengan baik terhadap penderita insomnia. Bahkan, saat malam hari mereka bisa lebih gelisah dan dihantui perasaan sangat buruk.
Baca Juga: Minum Lebih Banyak Bisa Bantu Atasi Insomnia