Suara.com - Kawasan Ubud, Bali merupakan surga bagi Anda yang ingin mencari pernak-pernik khas Bali untuk dijadikan oleh-oleh. Salah satu pusatnya adalah Pasar Seni Ubud yang menjadi lokasi syuting film Eat, Pray, Love.
Pasar tradisional ini kerap kali didominasi oleh wisatawan asing. Wajar, karena Ubud adalah salah satu destinasi alternatif favorit turis mancanegara selain pantai dan hiburan malam di Kuta maupun Seminyak.
Ketika Suara.com mengunjungi pasar seni ini di sore hari, para penjaja tampaknya mulai menawarkan barang dengan harga awal yang terjangkau. Hanya perlu menawarnya setengah harga hingga pedagang luluh untuk menurunkan tawaran awalnya.
Untuk sebuah tas rotan berwarna putih misalnya, penjual Ni Luh Sukma menawarkannya dengan harga Rp 150 ribu. Saya pun mencoba menawarnya dengan harga Rp 50 ribu. Sukma mulai menurunkan harganya secara bertahap, hingga akhirnya ditemukan kesepakatan sebesar Rp 70 ribu. Senangnya, saya punya tas baru dengan harga di bawah pasaran.
Baca Juga: Liburan, Yuk Kunjungi Pameran Lukisan di Pasar Seni Ancol
Selain tas rotan, Anda juga bisa menemukan kain Bali yang terkenal adem, sandal, lukisan aroma terapi, hingga pernak-pernik rumah tangga seperti mangkok kayu hingga alat musik tradisional sebagai oleh-oleh yang antimainstream.
Meski dijajakan di pasar tradisional, kualitas pernak-pernik di Pasar Seni Ubud ini tak kalah dengan barang yang dijajakan di butik. Tak hanya wisatawan domestik, para turis mancanegara pun juga tak kalah lihai dalam menawar barang yang dijajakan di pasar ini.
"Kalau turis kita nawarnya pakai kalkulator. Untuk mempermudah komunikasi. Tapi memang harga yang kita patok untuk wisatawan asing sedikit lebih tinggi dibandingkan kalau turis lokal yang datang," ujar Ni Luh Sukma, salah seorang pedagang kerajinan rotan yang ditemui Suara.com.
Selain tas rotan, di Pasar Seni Ubud Anda bisa mendapat kaos khas Bali dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan membelinya di pusat oleh-oleh. Untuk 7 buah kaos Barong khas Bali saya bisa mendapatkannya seharga Rp 100 ribu saja.
Umumnya barang yang dijual antar kios tak jauh berbeda. Namun tipsnya, jangan takut untuk menawar agar Anda bisa mendapatkan harga yang terbaik.
Baca Juga: Lukisan dari Batu Akik Hadir di Pasar Seni Lukis Indonesia
Jika Anda tertarik mengunjungi Pasar Seni Ubud ini, maka lebih baik memarkirkan kendaraan Anda di pusat parkir yang berjarak sekitar 750 meter dari Pasar Seni. Pasalnya, Pasar Seni Ubud tak menyediakan banyak space untuk parkiran kendaraan roda empat. Bahkan terkadang juga memakai bahu jalan untuk ruang parkir sehingga mengganggu pejalan kaki. Sembari berjalan kaki menuju Pasar Seni, Anda juga bisa mampir ke kafe di sisi kanan dan kiri jalan yang bernuansa khas Ubud.