Ubah Kebiasan Makan Gorengan, Ganti Dengan Sayur dan Buah

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 25 April 2019 | 18:17 WIB
Ubah Kebiasan Makan Gorengan, Ganti Dengan Sayur dan Buah
Ahli Gizi Youvit, Rachel Olsen memaparkan materi dalam Youvit Media and Community Foodpedia di Ha-Ka Hotel Semarang, Kamis (25/4/2019). (Suara.com/Kontributor : Muhamad Alfi M)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kuliner di Indonesia semakin beragam dengan hadirnya makanan-makanan kekinian yang mulai hadir dari lapak kaki lima hingga restoran. Namun tidak semua yang sering disebut anak muda nge-hype di masyarakat, aman bagi kesehatan. Hal itu diungkapkan Ahli Gizi Youvit, Rachel Olsen, saat hadir dalam acara talkshow Youvit bersama awak media dan Community Foodpedia di Ha-Ka Hotel Semarang, Kamis (25/4/2019). Dia menyebut banyak masakan yang diproses dengan cara digoreng dan menggunakan bahan sayuran maupun buah-buahan yang minim.

Bahkan hal seperti ini juga banyak ditemukan di makanan lokal Semarang seperti lunpia goreng, tahu pong, tahu gimbal, dan beberapa jajanan khas lain. Namun bukan berarti, makanan-makanan ini dilarang untuk dimakan. Rachel mengungkapkan makanan-makanan itu tetap boleh dikonsumsi dengan catatan tidak berlebihan dan diimbangi dengan asupan tambahan lain seperti dari buah-buahan dan sayuran.

"Makanan yang digoreng cenderung memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi. Lemak jenuh ini bisa mengakibatkan naiknya kadar kolesterol dalam tubuh. Nah, yang lebih mengkhawatirkan lagi bisa menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke dan masih banyak lagi nantinya," ujar Rachel.

Makanan, khususnya gorengan yang dijual di kaki lima, juga punya risiko tidak sehat bagi tubuh. Sebab, dalam proses memasak dia melihat minyak yang dipakai untuk menggoreng biasanya jarang diganti sehingga warnanya berubah menjadi cokelat tua sampai hitam pekat.

Baca Juga: Biar Dapur Tetap Ngebul, Fahmi Bo Jualan Gorengan

"Lebih baik lagi jika ingin mengonsumsi lunpia, tahu pong, tahu gimbal, bisa memasaknya sendiri di rumah. Selain bahan masakan bisa dikontrol keamanannya, juga kita bisa menambahkan sayur, buah, hingga protein yang dibutuhkan setiap hari," lanjut Rachel.

Perempuan keturunan Indonesia-Denmark ini menambahkan bahwa lemak jenuh seperti dalam minyak bekas penggorengan juga dapat memicu naiknya bakteri jahat yang ada di dalam sistem pencernaan. Bakteri jahat ini yang nantinya menghambat penyerapan vitamin maupun mineral yang terkandung pada makanan.

"Defisiensi vitamin dan mineral dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh lebih rentan dengan paparan bakteri dan kuman yang berasal dari luar. Rutin makan makanan yang digoreng bisa menambah kondisi ini lebih buruk lagi," ungkap Rachel.

Selain meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, tambahan multivitamin setiap hari juga baik bagi kesehatan. Namun perlu cermat dalam memilih multivitamin yabg memiliki kondungan yang seimbang. Rachel berbagi pula bahwa saat ini sudah ada solusi mudah untuk memaksimalkan kebutuhan vitamin dan mineral harian.

"Satu diantaranya yakni Youvit. Multivitamin ini bisa dikonsumsi satu hari sekali. Bentuknya yang gummy membuat pengonsumsiannya tinggal dikunyah saja. Kandungannya, sudah ada 10 macam vitamin dan 2 mineral penting untuk membantu melengkapi kebutuhan kita setiap hari," tandas Rachel.

Baca Juga: Gorengan Kebanyakan Tepung, Warganet : Itu Tepung Apa Masalah, Kok Banyak ?

Kontributor : Muhamad Alfi Makhsun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI