Rumah Berdaya, Tempat Rehabilitasi dan Interaksi Penderita Skizofrenia

Rabu, 24 April 2019 | 15:12 WIB
Rumah Berdaya, Tempat Rehabilitasi dan Interaksi Penderita Skizofrenia
Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang dengan skizofrenia atau juga disebut gangguan jiwa, kerap mendapat stigma negatif dari masyarakat awam. Mereka dianggap tidak mampu berpikir, produktif, atau menghasilkan karya yang luar biasa. Namun di Rumah Berdaya yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali, Anda akan menemukan hal yang sebaliknya. Di sini, orang dengan skizofrenia diberdayakan sehingga mampu bermanfaat bagi dirinya sendiri atau keluarganya.

Disampaikan dr. I Gusti Rai Wiguna, SpKJ, selaku salah satu pendiri Rumah Berdaya, skizofrenia merujuk pada gangguan otak karena adanya ketidakseimbangan kimiwawi di dalam otak. Pengobatan oral, kata dia, tidak cukup dalam mengatasi hal ini. Orang dengan skizofrenia juga membutuhkan rehabilitasi dan interaksi sosial bersama orang lain.

Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)

"Dengan aktif bersosialisasi dengan teman-temannya, apalagi sekarang banyak tamu, kemudian karya mereka dihargai, itu rasa percaya diri muncul, halusinasi berkurang, mereka makin dekat dengan dunia nyata, tidak lagi larut dengan dunia mereka. Jadi normal lagi," ujar dr. Rai dalam Kunjungan Lapangan Tematik bersama Kementerian Kesehatan di Bali, Rabu (24/4/2019).

Dr. Rai mengatakan bahwa ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan orang dengan skizofrenia di Rumah Berdaya. Berdasarkan pantauan Suara.com, ada orang dengan skizofrenia yang disibukkan dengan kegiatan mencuci motor, melukis, membuat dupa, membersihkan sepatu, hingga membuat tote bag. Bahkan ada seorang penyintas skizofrenia bernama Saka yang sudah berhasil menelurkan karyanya lewat buku.

Baca Juga: 5 Fakta Penting Skizofrenia yang Masih Disalahpahami

Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)

Dr. Rai mengatakan bahwa Rumah Berdaya saat ini baru mampu menampung 30 orang. Namun lewat kegiatan pemberdayaan ini, Rai mengatakan, sudah banyak orang dengan skizofrenia yang dinyatakan sembuh dan kembali ke keluarganya.

"Kami paling bisa tampung orang 30, nanti kan ada alumni, tuh. Ada juga salah satu teman kami yang sudah sembuh jadi jurnalis media online. Sebenarnya cukup banyak orang yang cukup produktif pernah mengalami gangguan jiwa. Sekarang tugas saya adalah membuat mereka speak up," imbuhnya.

Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, Rumah Berdaya ini merupakan salah satu terobosan yang luar biasa. Ia berharap melalui Rumah Berdaya ini bisa menghapus stigma negatif yang melekat pada orang dengan gangguan kejiwaan.

"Saya sangat apresiasi karena kita tahu bahwa dulu kita perhatikan orang hanya fisiknya saja sakit, tapi ternyata jiwanya juga bisa sakit. Di Rumah Berdaya ini banyak yang bisa mereka lakukan dan bermanfaat ketika nanti kembali pada keluarga," imbuh Menkes Nila.

Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Rumah Berdaya. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)

Menkes pun mengutip salah satu bait dari lagu Indonesia Raya. Menurutnya tak cuma fisik saja yang harus dijaga kesehatannya tapi juga kondisi kejiwaannya.

Baca Juga: Penyakit Jantung dan Diabetes Mengintai Penderita Skizofrenia

"Saya ingat dengan lagu Indonesia Raya. Bangunlah jiwa dan raga. Bukan hanya fisik yang harus dijaga kesehatannya, tapi juga jiwa harus sehat," tandas Menkes Nila.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI