Komunitas Pejuang ASI Indonesia, Wadah Edukasi dan Curhatnya Ibu Menyusui

Sabtu, 20 April 2019 | 11:40 WIB
Komunitas Pejuang ASI Indonesia, Wadah Edukasi dan Curhatnya Ibu Menyusui
Komunitas Pejuang ASI Indonesia [Foto: Dok. Komunitas Pejuang ASI Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komunitas Pejuang ASI Indonesia, Wadah Edukasi dan Curhatnya Ibu Menyusui.

Menyusui merupakan momen yang seharusnya membahagiakan dan berharga bagi seorang ibu. Saat menyusui, selain memberikan gizi terbaik yang dibutuhkan buah hati, prosesnya pun disebut dapat menumbuhkan ikatan yang kuat antara ibu dan anaknya. 

Namun dalam perjalanannya, menyusui ternyata bukanlah proses yang mudah bagi banyak ibu. Beragam masalah sering muncul, mulai dari puting yang lecet, Air Susu Ibu (ASI) yang sedikit atau bahkan tidak keluar, anak menangis terus menerus padahal sudah disusui, hingga terdapat tongue-tie pada mulut bayi.

Meski masalahnya beragam, namun sebenarnya memiliki banyak kesamaan antara satu ibu dan ibu lainnya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat seorang konselor laktasi, dr. Ameetha Drupadi membuat sebuah komunitas yang ia namakan Pejuang ASI Indonesia pada 2015.

Baca Juga: Komunitas LGBT Deklarasi Dukungan, Sandiaga: Saya Belum Dapat Informasinya

Komunitas Pejuang ASI Indonesia [Foto: Dok. Komunitas Pejuang ASI Indonesia]
Komunitas Pejuang ASI Indonesia [Foto: Dok. Komunitas Pejuang ASI Indonesia]

"Jadi waktu itu, saat saya bertugas di Rumah Sakit Puri Cinere, saya sering sekali mendengarkan pengalaman dari para pasien seputar laktasi. Saya sering memberikan konsultasi gratis melalui chat pribadi, namun ternyata semakin lama jumlah pasien tersebut semakin besar," kisah dr. Ameetha pada Suara.com, belum lama ini.

Hal ini yang membuat dr Ameetha tergerak membentuk sebuah group di Blackberry Messenger (BBM) yang dinamakan 'Bayi Sehat, Kuat, Cerdas dengan ASI' yang merupakan cikal bakal Komunitas Pejuang ASI Indonesia.

Grup BBM-nya itu awalnya beranggotakan 50 orang pada 2012, yang semuanya merupakan pasiennya. Nah, seiring berjalannya waktu, dari grup BBM berubah menjadi grup WhatsApp Messenger pada 2015 yang kemudian namanya berubah menjadi 'Pejuang ASI Indonesia'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI