Suara.com - BMKG Angkat Bicara soal Panas Menyengat di Siang Hari Belakangan Ini
Anda warga Jakarta atau di beberapa daerah lainnya, apakah merasakan pola cuaca yang cukup ekstrim akhir-akhir ini? Siang hari terasa sangat panas menyengat namun sore hari hujan lebat mengguyur berbagai wilayah.
Nah ternyata kondisi ini merupakan efek dari musim pancaroba. Hal ini disampaikan Marjuki selaku Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi, BMKG.
Marjuki mengatakan, panas yang terasa pengap dan menyengat di siang hari disebabkan karena penguapan terjadi terlalu banyak dan mendorong pertumbuhan awan.
Baca Juga: Diterjang Kemarau dan Banjir, Afghanistan Terancam Krisis Panen
"Pemanasan dari pagi lalu terjadi penguapan banyak sementara bagian atas tidak mampu menampung uap air sehingga terjerembap di tengah-tengah sehingga kita merasakan pengap," ujar Marjuki di sela-sela temu media di Jakarta, Kamis (18/4/2019).
Marjuki memprediksi bahwa cuaca panas yang ekstrim ini akan berlangsung hingga pertengahan Mei mendatang. Ia mengakui bahwa musim kemarau terjadi lebih lambat di berbagai daerah termasuk wilayah Jakarta.
"Jawa sudah mulai kering, di Jawa Timur, NTT, NTB, Bali. Normalnya karena dari sana asalnya kering. Tapi di wilayah yang lain umumnya terjadi kemunduran. Biasanya Jakarta April akhir sudah tidak ada hujan tapi ternyata sekarang masih," bebernya.
Cuaca ekstrim ini kata Marjuki juga turut berpengaruh pada angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurut hasil analisis yang dilakukan tim BMKG, Marjuki mengatakan bahwa tingkat kelembapan hingga 75 persen sangat cocok untuk perkembangbiakan nyamuk DBD.
"Hasil penelitian beberapa kali dengan tim ternyata malah kelembapan yang lebih terkait dengan DBD. Kalau di Jakarta, tingkat kelembapan tinggi lebih banyak di daerah Jakarta Selatan. Sampai Mei masih tinggi," tandasnya.
Baca Juga: Jelang Kemarau, Potensi Hujan di Indonesia Masih Tinggi