Dan jika Anda lebih teliti, Anda bisa saja melihat primata seperti Owa Jawa atau Lutung bergelantungan di pohon-pohon besar.
Setelah sekitar 30 menit perjalanan santai, Anda akan sampai di Telaga Biru, salah satu spot beristirahat para pendaki.
Telaga Biru memiliki luas sekitar lima hektare dan terletak di ketinggian sekitar 1.575 mdpl. Disebut Telaga Biru karena danau dalam hutan tersebut memiliki air yang memancarkan warna kebiru-biruan di bawah sinar matahari. Cantik!
Dari Telaga Biru, perjalanan menuju Air Terjun Cibeureum dilanjutkan dengan jalur yang sedikit berbeda. Anda akan melewati jembatan yang terbuat dari beton yang membentang sepanjang kurang lebih 200 meter di atas Rawa Gayonggong.
Baca Juga: Misteri Pasir Putih di Lembah Baliem Pegunungan Jayawijaya
Di beberapa titik saat melewati jembatan, tingkat kerapatan hutan mulai melonggar. Dengan begitu, Anda mulai bisa melihat pemandangan pegunungan di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tanpa terhalang oleh tumbuhan yang menjuntai tinggi.
Sesaat sebelum sampai ke lokasi Air Terjun Cibeureum, Anda akan disuguhi pemandangan sungai khas gunung yang jernih dan deras di sisi kanan jalur pendakian. Ini merupakan tanda bahwa spot air terjun sudah sangat dekat.
Tepat di bawah lokasi air terjun, jalan akan bercabang dua. Ke kiri untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Gede Pangrango, lurus untuk menuju Air Terjun Cibeureum.
Setelah perjalanan cukup melelahkan selama kurang lebih 2,8 km yang ditempuh selama 1 jam, Anda akan menyaksikan megahnya Air Terjun Cibeureum.
Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 60 meter. Di sampingnya, ada air terjun lain yang lebih tinggi dan lebih langsing yaitu Air Terjun Cidendeng.
Baca Juga: Menikmati Indahnya Gunung Agung di Pura Lempuyang Luhur Bali
Setelah sedikit bersusah payah menanjak, Anda akan menyaksikan dua air terjun cantik yang berbeda.