Emily mengatakan bahwa kondisinya diperburuk oleh apa yang dilihatnya secara online. Dia mengatakan postingan di Instagram menyebabkan kegelisahannya melonjak dan memberinya sesuatu yang dia butuhkan untuk menjadi lebih sakit.
"Instagram sulit bagi orang-orang yang memiliki gangguan makan karena kita bisa sangat kompetitif. Jika seseorang dengan anoreksia melihat, misalnya, orang lain yang mereka anggap 'lebih sakit' daripada mereka, mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk mengalahkannya. Mengerikan sekali," ujar dia.
"Saya pernah berada di posisi itu dan saya membencinya, tetapi tidak ada yang dapat Anda lakukan karena suara di kepala Anda yang memberi tahu Anda semua hal-hal negatif ini dan Anda memercayainya," ujarnya.
Emily mengungkap bahwa Instagram penuh dengan akun dan tagar gangguan makan. Misalnya, jika Anda mencari makanan sehat atau yang serupa, di suatu tempat pada halaman tersebut akan ada tagar anoreksia atau gangguan makan lainnya.
Baca Juga: Terungkap, Musisi Mancanegara yang Bakal Duet dengan Ayu Ting Ting
Instagram mengatakan mereka bekerja keras untuk melindungi pengguna dan menghapus konten semacam ini segera setelah mereka diberitahu tentang hal tersebut.
"Tidak ada yang lebih penting bagi kami selain keselamatan orang-orang yang menggunakan Instagram. Kami tidak pernah mengizinkan konten yang mempromosikan atau mendorong gangguan makan dan akan menghapusnya segera setelah kami menyadarinya - baik melalui laporan dalam aplikasi atau teknologi yang kami miliki untuk membantu kami mendeteksinya," kata seorang juru bicara Instagram menjelaskan.
Emily mengatakan dia melihat banyak gambar tidak sehat yang menyamar sebagai inspirasi.
"Saya telah melihat begitu banyak posting di Instagram yang dapat merusak orang-orang dengan kelainan makan seperti hashtag thinspiration, yang sebagian besar menampilkan gadis-gadis yang kekurangan gizi," ungkapnya.
"Ada banyak akun yang secara aktif mendorong anoreksia. Ini mengejutkan saya, karena anoreksia adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling mematikan. Ada juga akun yang digunakan orang untuk curhat tentang kondisi mereka. Sekarang, saya mengerti bahwa kita semua membutuhkan tempat untuk mengeluarkan perasaan kita, tetapi Instagram dan situs media sosial lainnya bukanlah tempat untuk itu," tambah dia.
Baca Juga: Tak Hanya Hoaks, Media Sosial juga Pengaruhi Tingginya Tren Perceraian
Sebagai seorang remaja yang hidup pada zaman modern, hampir tidak mungkin untuk menjalani kehidupan tanpa media sosial atau internet. Tetapi ketika kesehatan mental Emily sedang dalam kondisi terburuknya, menghindari media sosial membuatnya jauh lebih baik.