Tradisi Unik Menyambut Ramadan dari Sumatera Sampai Jawa

Jum'at, 05 April 2019 | 07:10 WIB
Tradisi Unik Menyambut Ramadan dari Sumatera Sampai Jawa
Ilustrasi pawai obor, salah satu tradisi unik menyambut Ramadan di Indonesia. (Foto: Dok. Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuma Ada di Indonesia, Tradisi Unik Menyambut Ramadan dari Sumatera Sampai Jawa

Sebagai negara mayoritas muslim, bulan Ramadan menjadi bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di Indonesia. Karena momen ini cuma terjadi setahun sekali, umat Muslim Indonesia pun menyambutnya dengan sangat antusias.

Di Indonesia ada banyak tradisi unik menyambut Ramadan yang tak akan dijumpai di negara lain. Merangkum dari rilis Pegi-Pegi, inilah tradisi unik menyambut Ramadan di Indonesia dari Sumatera sampai Jawa

1. Meugang

Baca Juga: Jelang Puasa Ramadan 2019, Ini Tips Puasa Bagi Pasien Jantung

Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Menyembelih kurban berupa kambing atau sapi di tradisi Meugang atau Makmeugang dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yakni Ramadan, Idul Adha, dan Idul Fitri.

Sapi dan kambing yang disembelih berjumlah ratusan. Selain kambing dan sapi, masyarakat Aceh juga menyembelih ayam dan bebek. Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri, sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramadan atau Idul Fitri. Biasanya, masyarakat memasak daging di rumah, setelah itu dibawa ke masjid untuk dimakan bersama tetangga dan warga lain.

Setiap perayaan Meugang, seluruh keluarga atau rumah tangga memasak daging dan disantap seisi rumah. Pantang jika keluarga nggak memasak daging pada hari Meugang. Apalagi Meugang memiliki nilai religius, karena dilakukan di hari-hari suci umat Muslim. Masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang.

2. Balimau

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. Latar belakang dari Balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Pemkot Depok Mulai Rutin Razia Miras

Secara lahir, mensucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, karena nggak ada sabun, banyak wilayah kekurangan air, sibuk bekerja, dan lain-lain. Saat itu, pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena bisa melarutkan minyak atau keringat di badan.

Selain, meugang dan balimau, ada tradisi unik menyambut ramadan apalagi yang ada di Indonesia? Baca di halaman selanjutnya.

Nah, setelah membahas meugang dan balimau, ini sederet tradisi unik menyambut Ramadan lainnya di Indonesia yang tak kalah menarik untuk Anda ketahui.

3. Dugderan

Dugderan merupakan tradisi masyarakat Semarang sejak 1881 untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadan, karena adanya perbedaan penentuan Ramadan di masa itu. Kini, tradisi Dugderan sudah menjadi semacam pesta rakyat.

Meskipun sudah jadi semacam pesta rakyat berupa Tari Japin, arak-arakan (karnaval), hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang, tapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap jadi puncak Dugderan. Sebelum acara tabuh bedug, biasanya ada karnaval yang diawali pemberangkatan peserta dari Balai Kota dan berakhir di Masjid Kauman (masjid Agung), dekat Pasar Johar.

Selain bunyi bedug dan meriam itu, di dalam pesta rakyat Dugderan ada juga maskot Dugderan yang dikenal dengan istilah “Warak Ngendog”. Warak Ngendog adalah sebuah mainan jenis binatang rekaan yang bertubuh kambing dan berkepala naga dengan kulit seperti bersisik dibuat dari kertas warna-warni yang terbuat dari kayu juga dilengkapi beberapa telur rebus sebagai lambang bahwa binatang itu sedang ngendog (bertelur dalam bahasa Indonesia). Ketika diselenggarakan Dugderan pertama kali, Semarang sedang krisis pangan dan telur merupakan makanan mewah.

4. Nyadran

Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, sraddha (keyakinan). Sedangkan dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban. Nyadran sendiri adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain pembersihan makan leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.

Nah, itulah sebagian tradisi unik menyambut Ramadan dari beberapa daerah di Indonesia. Bagi Anda yang penasaran, bisa mengunjungi daerah-daerah tersebut jelang Ramadan nanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI