Suara.com - Cuma Berbaring Tapi Digaji Rp 2,6 Miliar oleh NASA, Siapa Mau Daftar?
Hanya berbaring di tempat tidur dan dibayar Rp 2,6 miliar? Siapa yang tidak menginginkannya. Bersukacitalah, karena NASA menawarkan pekerjaan ini untuk Anda.
Dilansir Metro, pekerjaan yang mengharuskan Anda untuk tinggal di tempat tidur ini dilakukan untuk sebuah studi badan antariksa yang dinamakan Artificial Gravity Bed Rest Study. Gunanya, untuk mempelajari efek dari hilangnya bobot tubuh manusia saat berada di luar angkasa.
Sebelum Anda tergesa-gesa mendaftar, Anda harus melihat tugas Anda dalam penelitian ini yang nampakanya terdengar cukup membosankan.
Baca Juga: Robot NASA Potret Penampakan Bangunan Misterius di Mars, Apa Itu?
Anda diharuskan berbaring, termasuk saat mandi dan menggunakan toilet, selama 60 hari. Ya, orang yang paling ingin bermalas-malasan pun rasanya akan bosan berbaring selama dua bulan.
Namun, jika Anda tidak keberatan untuk beristirahat selama waktu tersebut, jauh dari dunia luar dan melakukan diet dasar, maka jangan ragu untuk mendaftarkan diri pada pekerjaan ini.
Satu yang perlu diingat, Anda juga harus memerlukan perut yang kuat karena akan tenggelam dalam 'human centrifuge', program gravitasi buatan untuk melihat distribusi cairan kembali ke dalam tubuh. Dikatakan, program ini bisa membuat Anda sangat mual.
"Tinggal di luar angkasa tanpa bobot, akan mengubah tubuh. Berkurangnya stres fisik menyebabkan kerusakan otot dan tulang. Selain itu, cairan tubuh bergeser ke arah kepala, hal yang sama diamati pada orang yang berbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, penelitian ini mensimulasikan kondisi di ruang angkasa dengan tirah baring. Untuk mensimulasikan kondisi semirip mungkin di ruang angkasa, subjek harus berbaring dengan kepala 6 derajat ke bawah," tulis NASA dalam keterangan di situs resminya.
Bisakah Anda melakukan semua itu? Jika mau, persyaratannya adalah Anda haruslah perempuan sehat berusia antara usia 24 dan 55 tahun. Penelitian ini dimulai pada September 2019 di Cologne, Jerman.
Baca Juga: NASA: Ribuan Ton Meteor Meledak di Atas Laut Bering