Suara.com - Indahnya Pantai Jeen Womom, Rumah Bagi Penyu Belimbing Berkembang Biak
Selain menikmati keindahan alam dan budaya, pengalaman unik juga merupakan hal yang kamu nantikan saat jalan-jalan kan?
Maka dari itu, kalau kamu berkunjung ke Papua Barat, jangan lewatkan untuk mengunjungi Pantai Taman Pasir Jeen Womom.
Di pantai tersebut kamu dapat melihat salah satu hewan terlangka di dunia yaitu penyu belimbing atau Dermochelys coriacede berkembang biak!
Baca Juga: Pantai Jumiang, Eksotisme di Timur Pulau Madura
Menurut World Fund For Nature (WWF), jumlah penyu belimbing hanya tinggal 1.240 ekor di dunia.
Dan pesisir Pantai Jeen Womom merupakan salah satu surga tempat mereka berkembang biak.
Bahkan faktanya, Taman Pasir Jeen Womom yang melingkupi pesisir Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Warmon (Jeen Syuab) di Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat merupakan satu-satunya lokasi penyu belimbing bertelur.
Jeen Womom memang menduduki posisi ketiga di dunia sebagai lokasi yang dihuni penyu belimbing terbanyak setelah Papua Nugini dan Kostarika.
Namun, penyu belimbing di Jeen Womom kabarnya hanya berjenis kelamin betina. Konon, penyu betina lebih memilih lokasi tersebut sebagai tempat bertelur karena memiliki pasir yang lembut.
Baca Juga: Menikmati Susunan Bebatuan Granit di Pantai Batu Kasah Kepulauan Riau
Penyu yang bertelur di Jeen Womom berjumlah lebih dari 200 ekor dalam setahun. Biasanya penyu yang bertelur telah menginjak usia 15 sampai 30 tahun dan membutuhkan waktu 6 bulan untuk melepas para tukik.
Sebelum di lepas, induk penyu akan menggali lubang besar dengan kedalaman mencapai 1 meter. Di sana para induk penyu akan menyembunyikan para tukik dari serangan predator.
Setelah itu, induk penyu akan kembali ke lautan Pasifik untuk berburu makanan serta bereproduksi lagi.
Di sana juga ada batu karang raksasa yang disebut Batu Penyu, habitat bagi penyu belimbing.
Semakin unik karena batu tersebut memiliki bentuk menyerupai penyu. Bagian tengah dari batu karang raksasa melengkung, mirip dengan punggung penyu.
Sedangkan di bagian paling muka yang menghadap langsung ke laut, berbentuk laiknya kepala kura-kura raksasa.
Batu penyu menjadi telah menjadi ikon mitos di Jeen Womom. Keberadaan batu tersebut juga menuai beragam tafsir.
Ada yang menganggap batu Penyu adalah jelmaan penyu, ada juga yang beranggapan batu tersebut terjadi karena kikisan air laut yang alami.
Untuk bisa menyaksikan atraksi yang tak mungkin didapat di tempat lain ini, wisatawan hanya perlu membayar biaya tiket masuk sebesar Rp 50.000.
Bagaimana, tertarik untuk untuk melihat penyu belimbing bertelur di Pantai Jeen Womom?