''Sebelumnya, aku tegaskan sekali lagi, ini hasil pengamatan dan pengalamanku sebagai coffee green bean buyer & Q grader, dari hasil perbincangan dgn bbrp pemain kopi besar dan lama di Indonesia & beberapa bacaan. Tidak utk menyudutkan pihak tertentu, aku hanya memaparkan yg aku tau,'' imbuhnya.
Sebagai informasi, luwak merupakan hewan nokturnal yang beraktivitas di malam hari dan kerap memakan hewan kecil serta tumbuhan.
Keberadaannya sering diidentikkan sebagai hama sebab luwak memakan buah yang telah matang. Tak terkecuali kopi. Aroma manis dari biji kopi membuat luwak senang menyantapnya.
Biji kopi yang matang akan dimakan Luwak namun tidak semua bagian tubuh kopi disantap, sebab luwak tetap menyisakan bagian kulit tanduk (parchment) yang kelak berfungsi sebagai pelindung biji kopi dari feses luwak.
Baca Juga: Ngakak, Ini Cara Hotel Lawan Tamu yang Hobi Bawa Pulang Barang
Pengolah kopi lalu akan mencuci feses ini, memisahkan biji kopi, menjemurnya, memecahkan kulit tanduk, lantas menjemur kopi telanjang sebelum dipanggang.
Melalui tweet panjang yang menjelma thread khusus tentang kopi luwak tersebut, Laila menjelaskan sekilas pengalamannya bercengkrama dengan kopi luwak, dari rasa, perjuangan luwak yang dipaksa untuk menghasilkan biji kopi via pencernaannya hingga bermacam amatan lainnya.
Laila lalu menjelaskan inti tweet panjang lebarnya dengan menceritakan pengalamannya soal kopi luwak di berbagai daerah selama ini.
Ia mengisahkan mengapa di Bali ada begitu banyak kafe yang menjajakan kopi luwak.
''Oke, jadi dari manakah asal kopi luwak yg bisa ada di banyak tempat di sepanjang tempat wisata di Bali? Jawabannya adalah kemungkinan besar kopi yg dijual itu bukan kopi yg difermentasi oleh luwak, melainkan cara lain yang diakui sebagai kopi luwak. Aku jelaskan 1-1 yg aku tau,'' tulisnya.
Baca Juga: Tips Makan di Resto All You Can Eat Biar Nggak Rugi
Dia mengaku pernah melihat seorang produsen kopi luwak nakal yang memanipulasi kopi buatannya agar sedemikian mirip dengan kopi luwak.