3 Cara Modern Melatih Komitmen Milenial Bersedekah

Jum'at, 22 Maret 2019 | 19:05 WIB
3 Cara Modern Melatih Komitmen Milenial Bersedekah
Ilustrasi cara modern melatih komitmen milenial bersedekah.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 3 Cara Modern Melatih Komitmen Milenial Bersedekah

Bagaimana bijaknya menentukan besaran sedekah? Berdasarkan data presentase pengeluaran milenial dalam Indonesian Milenial Report tahun 2019 oleh salah satu media online, 51,1% dari penghasilan digunakan untuk kebutuhan rutin bulanan seperti konsumsi dan transportasi sehari-hari.

Untuk tabungan sebesar 10,7%, dan sisanya terbagi lagi untuk cicilan utang, hiburan, dan internet. Kabar baiknya, generasi milenial sudah mulai memperhitungkan alokasi untuk aktivitas sosial seperti zakat dan sedekah sebesar 5,3% dari penghasilan.

Namun apabila 5,3% dari penghasilan dirasa berat untuk dikeluarkan sekaligus, kita bisa membagi tujuan sedekah kita ke berbagai sasaran. Putri Madarina, perencana keuangan dan investasi Syariah mengungkapkan, saat ini generasi millennial diberikan privilege untuk menentukan preferensi sasaran sedekah serta cara menyalurkan sedekah yang berbasis teknologi dan online.

Baca Juga: Cerita Siti Saniyah, Gadis Depok yang Jadi Finalis Asia's Got Talent 2019

Merangkum dari informasi media yang diterima Suara.com, berikut cara-cara modern bersedekah yang mengikuti perkembangan zaman.

Memanfaatkan Situs Crowdfunding

M Alfatih Timur, pendiri kitabisa.com. (Foto: dok. pribadi)
M Alfatih Timur, pendiri kitabisa.com. (Foto: dok. pribadi)

Situs crowdfunding Kitabisa.com tercatat telah berhasil menggalang dana hingga Rp 460 miliar dalam lima tahun terakhir. Tujuan donasi pun beragam, mulai dari bantuan medis, bencana alam, pembayaran hutang, renovasi masjid, hingga bantuan pendidikan. Dengan pengaruh sosial media, sangat mudah menumbuhkan herd mentality, yaitu solidaritas emosional yang tumbuh dari satu individu ke individu lainnya.

Sejumlah publik figur dan influencer tanah air pun turun tangan berperan sebagai pembuat kampanye, seperti yang dilakukan aktor Tommy Kurniawan dan Akhmad Fadli. Tommy dan Fadli berhasil menggalang dana sebanyak 20 ribu dolar AS dan Rp 86 juta hanya dalam waktu tiga hari untuk para pengungsi Rohingya, yang terpapar konflik antar negara Bangladesh dan Myanmar.

Cara ini sesuai bagi karakteristik millennial yang umumnya disibukkan dengan aktivitas bekerja dan kuliah sehingga mengalami keterbatasan dalam mengakses lembaga sosial maupun rumah ibadah yang membutuhkan. Cara sedekah ini dapat dipilih bagi mereka yang memiliki perhatian personal pada isu tertentu, seperti anak-anak, kelompok marjinal, atau infrastruktur masyarakat. Tidak sulit memberikan sedekah lewat cara ini, cukup memilih campaign yang menggugah minat kita, transfer dana, dan kita dapat memantau pertumbuhan dana donasi sesuai periode kampanye yang ditentukan.

Baca Juga: Anies Bakal Tambah Kapal di Pulau Seribu agar Warga Bisa ke Daratan Jakarta

Memanfaatkan Fitur Autodebet ke Yayasan

Donasi dalam amplop. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Donasi dalam amplop. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Apakah Anda pernah dihampiri anggota yayasan sosial di ruang publik seperti halte dan mall, untuk menjadi donatur? Jika iya, sebenarnya hal ini adalah salah satu contoh metode penggalangan dana yang memungkinkan Anda menjadi donator tetap. Metode ini juga memungkinkan donatur mengenal langsung profil yayasan dan informasi alokasi dana yang dikumpulkan.

Umumnya yayasan tersebut memungkinkan donatur untuk berdonasi dengan cara autodebet dari rekening tabungan kita setiap bulannya. Cara ini juga bisa dipilih oleh generasi milenial yang tak ingin pusing menyisihkan penghasilannya untuk sedekah. Anda bisa menentukan besaran donasi yang dikehendaki setiap bulannya, serta mendapatkan laporan donasi setiap bulan. Tips bagi generasi milenial yang tertarik dengan metode ini, kenali profil yayasan dengan baik agar donasi yang diberikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya.

Bantuan Aplikasi Pembayaran Online

Kantor PT. Gojek Indonesia di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan [suara.com/Bowo Raharjo]
Ilustrasi Gopay yang dimiliki PT. Gojek Indonesia [Suara.com/Bowo Raharjo]

Lain crowdfunding, lain pula donasi digital. Dilansir dari situs GO-JEK, sejak tahun 2019, kita bisa menggunakan GO-PAY untuk melakukan donasi digital ke masjid dan yayasan yang telah memiliki QR Code yang terdaftar. Karakteristik generasi millennial yang terbiasa dengan budaya cashless membuat mereka cenderung mengendapkan saldo di aplikasi pembayaran dan e-money sebagai cara bertransaksi.   

Selain GO-PAY, sejumlah situs e-commerce Indonesia juga telah menyediakan layanan untuk berdonasi. Tokopedia misalnya, yang telah bermitra dengan sejumlah yayasan bantuan sosial terpercaya seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Dompet Dhuafa. Kedua akses donasi ini bisa dijangkau para millennial lewat aplikasi di smartphone masing-masing, sehingga kesempatan kita bersedekah sebetulnya sangat banyak, bergantung dengan niat dan keikhlasan kita dalam melakukan sedekah itu sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI