Kenapa Pasang IUD Sakit?

Senin, 18 Maret 2019 | 16:49 WIB
Kenapa Pasang IUD Sakit?
KB spiral (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Interuterine Device atau IUD menjadi alat kontrasepsi yang banyak dipilih perempuan karena berbagai alasan, mulai dari ketahanan yang lebih lama, tingkat perlindungan yang tinggi, dan bebas repot. Meski begitu, ada satu keluhan utama yang sering dirasakan banyak perempuan ketika pasang IUD, yaitu sakit.

Rasa sakit saat pasang IUD dapat digambarkan sebagai kram atau rasa sakit yang mirip seperti PMS, atau bahkan lebih buruk, demikian menurut Planned Parenthood.

Beberapa perempuan bahkan mengatakan rasa sakitnya seperti luka yang didapatkan saat Anda melakukan bikini wax, sementara yang lain mengklaim sebagai lima detik dengan rasa sakit terburuk yang pernah dirasakan dalam hidupnya.

Pada dasarnya, pengalaman setiap orang memang berbeda-beda. Tapi, jika Anda belum pernah menggunakan IUD, memang sebaiknya Anda mempersiapkan diri untuk rasa sakit saat proses pemasangan, demikian dikatakan Mary Rosser, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Columbia University Medical Center.

Baca Juga: Anak Bunuh Ibu Kandung karena Dengar Bisikan Wanita Gaib

"Ini metode kontrasepsi yang luar biasa. Tapi penting untuk menyiapkan diri akan rasa sakit, sambil memahami bahwa setiap orang memiliki ambang rasa sakit yang berbeda," ujar dia.

Neha Bhardwaj, asisten profesor kebidanan, ginekologi, dan sains reproduksi di Rumah Sakit Mount Sinai, mengatakan bahwa ia mencoba untuk berterus terang kepada pasiennya bahwa prosedur ini tidak nyaman, meskipun seluruh proses penyisipan IUD biasanya berlangsung di bawah lima menit.

Untuk memahami mengapa rasa sakit itu terjadi, penting untuk memahami prosedur pemasangan IUD.

"Setelah berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan, dokter akan memasukkan spekulum seperti yang mungkin dilakukan saat pap smear," kata Rosser.

Dokter akan membersihkan serviks Anda untuk mencegah infeksi dan menstabilkan serviks dengan alat yang disebut tenaculum. Semua alat yang digunakan benar-benar steril, dan Anda mungkin akan merasakan kram besar pertama selama fase ini.

Baca Juga: Terlibat Kasus Skimming, Kerabat Prabowo Simpan Mesin ATM di Apartemen

"Setelah menstabilkan serviks, dokter Anda akan meminta Anda untuk mengambil napas dalam-dalam. "Dari sini, kami menggunakan alat (yang disebut sound) untuk mengukur panjang saluran serviks dan rahim pasien," kata Bhardwaj.

Ini adalah kram besar kedua yang akan Anda rasakan. Jika dokter Anda merasa serviks terlalu kecil untuk penyisipan, ia mungkin harus menggunakan obat untuk melebarkan serviks.

Penting bagi dokter Anda untuk mengetahui panjang dan arah serviks dan rahim Anda untuk mengurangi risiko perforasi, di mana IUD dapat menembus dinding rahim. Dalam kasus yang jarang terjadi, rahim mungkin terlalu kecil untuk IUD - dalam hal ini, Anda dapat mendiskusikan metode alternatif kontrasepsi dengan dokter Anda.

"Akhirnya, Anda akan merasakan kram ketiga ketika IUD benar-benar masuk," kata Bhardwaj seperti dilansir dari Huffpost.

IUD ditempatkan sesuai dengan pengukuran suara, menggunakan inserter seperti tabung yang menyisipkan IUD ke tempat yang tepat di rahim. Setelah terpasang, dokter Anda akan memotong string IUD menjadi sekitar 2,5 atau 3 sentimeter.

Ya, menstabilkan serviks, mengukur semuanya, dan memasukkan IUD masing-masing menyebabkan kram. Dan wajar untuk merasa pusing selama atau setelah prosedur. Tetapi, itu semua hanya akan berlangsung selama beberapa menit saja, kok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI