Rekam Suku Setempat Jadi Properti Fitness, Aksi Turis Ini Dapat Kecaman

Senin, 11 Maret 2019 | 11:30 WIB
Rekam Suku Setempat Jadi Properti Fitness, Aksi Turis Ini Dapat Kecaman
Ilustrasi Fitness Sambil Traveling (Pixabay/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rekam Suku Setempat Jadi Properti Fitness, Aksi Turis Ini Dapat Kecaman.

Sebelum bepergian ke negara lain, travelers dituntut harus tahu dulu bagaimana bersikap dan beramah tamah dengan penduduk lokal.

Namun, bukannya menghargai dan berupaya dekat dengan penduduk, kelompok turis melakukan hal yang berbeda dengan penduduk lokal di Kenya.

Seperti dilansir dari Insider, kelompok turis yang semuanya perempuan ini merupakan grup fitness yang sedang liburan bersama di Kenya.

Baca Juga: Masinis Kereta Anjlok Dipindah ke RSPAD Gatot Subroto

Sebagai salah satu kelas fitness paling eksklusif, para travelers perempuan ini pun tak lupa memamerkan aktivitas fitness mereka.

Namun, bukannya menuai pujian dari para pengikutnya, kelas fitness mereka yang dilakukan di Kenya malah menuai kecaman.

Aksi Grup Fitness Gunakan Warga Lokal Jadi Properti (instagram.com/diet_prada)
Aksi Grup Fitness Gunakan Warga Lokal Jadi Properti (instagram.com/diet_prada)

Lewat sekumpulan video dan foto-foto yang diunggah ulang akun @diet_prada, diketahui bahwa aktivitas fitness mereka rupanya dianggap melecehkan warga setempat.

''Dari semua aktivitas seperti naik balon udara, makan makanan organik, dan menari bersama, mereka juga menggunakan suku Maasai lokal sebagai latar belakang dan properti dalam rutinitas fitness mereka,'' tulis akun itu.

Dalam video, terlihat jika para travelers perempuan tadi melakukan fitness di alam terbuka sementara para anggota suku setempat diminta berdiri membentuk lingkaran.

Baca Juga: Polisi Tangkap Tiga Terduga Pelaku Begal yang Tewaskan Warga

Sementara, video lain menunjukkan bagaimana mereka menari dan menggunakan para warga lokal sebagai properti untuk berjalan zig-zag.

Tak hanya itu, ada pula video yang menunjukkan para warga lokal diminta beraksi sebagai cheerleaders untuk mengikuti irama musik yang ada.

Karena ulah tak sopan sekaligus rasis ini, tak heran jika grup fitness eksklusif tersebut lantas mendapat banyak kritikan.

Menanggapi hal tersebut, pada akhirnya grup fitness perempuan ini pun mengeluarkan permintaan maaf dan berkata jika mereka awalnya hanya ingin mempromosikan perbedaan budaya.

''Bukannya mempromosikan perbedaan budaya secara positif, sepertinya kami malah membuatnya terlihat seperti era penjajahan yang rasis,'' kata permintaan maaf tersebut.

Alhasil bukannya menarik perhatian masyarakat untuk kampanye melakukan fitness saat travelling, sekumpulan turis harus mendapat cemohan dari netizen. (Amertiya Saraswati)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI