Karenanya, Arief berjanji untuk selalu datang ke area terdampak tsunami Selat Sunda setiap bulan untuk memantau perkembangan pariwisata di sana.
Sementara untuk kasus pariwisata Lombok, Arief mengungkit tentang adanya bencana kedua bagi pariwisata. Ia mengataka kenaikan harga tiket penerbangan yang terjadi saat ini adalah sebuah 'bencana baru'.
"Lombok sudah recover sebelum harga tiket (pesawat) naik, rata-rata okupansi sudah 40 sampai 50 persen. Tapi datang bencana baru di mana rata-rata tiket (pesawat) naik 40 persen, sehingga turun lagi okupansi menjadi 30 bahkan di bawah 30 persen."
Kata Arief, kenaikan harga tiket yang mendadak dan sangat tinggi dapat "mengguncang industri pariwisata".
Baca Juga: Revolusi Industri 4.0, PUPR Integrasikan Sistem Perumahan Basis Online