Bikin Keramik Bukan Lagi Hal Rumit Kalau Sudah Ikut Komunitas Ini

Sabtu, 02 Maret 2019 | 10:00 WIB
Bikin Keramik Bukan Lagi Hal Rumit Kalau Sudah Ikut Komunitas Ini
Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul di Pameran Keramik di Taman Ismail Marzuki. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seni keramik mungkin tidak familiar di zaman modern seperti sekarang ini. Tapi, bagi pecinta karya seni, keramik masih diminati dan memiliki tempat di hati bagi kalangan tertentu.

Seperti halnya seniman atau yang disebut perupa keramik yang tergabung dalam Komunitas Sahabat Keramik, mereka aktif bertemu untuk membuat karya seni keramik.

komunitas ini merupakan wadah untuk para pegiat seni keramik di Jakarta untuk saling sharing teknik pembuatan keramik, jenis dan model keramik hingga proses pembuatan dan komposisi agar mendapatkan hasil yang bernilai.

Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul dipertemuan mingguan. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)
Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul dipertemuan mingguan. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)

Komunitas Sahabat Keramik dibentuk oleh sejumlah seniman atau perupa keramik dan peminat seni pada 2017. Angotanya terdiri dari berbagai kalangan seperti dosen, mahasiswa, pengusaha hingga karyawan.

Baca Juga: Kementan Kembali Panen Jagung, Kali Ini di Lumajang

Jadi walaupun datang berbagai kalangan, peminat seni ini bisa berkumpul karena ketertarikan yang sama di bidang seni keramik.

Antin Sambodo, anggota senior Komunitas Sahabat Keramik, menuturkan seni keramik menjadi satu seni yang dibanggakan dari khas Indonesia. Jadi bukan hanya kalangan orang tua, anak millenial pun harus melestarikannya.

"Komunitas ini sudah mengikuti dan berpartisipasi pada kegiatan pameran seni di Galery Indonesia yang mengikutisertakan kami sebagai seniman keramik, jadi kalau udah kumpul saling mendukung antar anggota sehingga tidak ada kata malas dan ada kata rumit jadi penghalang untuk bikin keramik kalau sudah ngumpul,” katanya.

Karya keramik Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul dipertemuan mingguan. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)
Karya keramik Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul dipertemuan mingguan. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)

Disinggung pameran khusus yang memamerkan karya seni Komunitas Sahabat Keramik, Antin menyebutkan komunitasnya baru saja menggelar pameran keramik tunggal di Taman Ismail Marzuki pekan lalu.

“Menampilkan puluhan karya ikonik yang memiliki nilai seni tinggi karya anggota Komunitas Sahabat Keramik, kami ingin mengedukasi bahwa karya seni tidak pernah akan punah. Selagi cita rasa seni masih ada di diri manusia,” jelasnya.

Baca Juga: Gagal Revans, Greysia / Apriyani Tersingkir dari German Open 2019

Menurutnya, kegiatan pameran tersebut menjadi wadah untuk mengedukasi para pengunjung sehingga seni keramik dapat terasa lebih dekat dan bisa dijangkau. Ini juga menjadi ajang untuk mempertemukan para pelaku seni, pemilik galeri seni, dan pecinta seni keramik dalam sebuah pameran keramik.

Visi Komunitas Sahabat Keramik memelihara kebebasan berekspresi dan menuangkannya dalam karya seni keramik. Jadi sangat menghormati perbedaan dan keragaman hingga gaya karya keramik itu sendiri. Tidak dibatasi apakah keramik tersebut bergaya modern atau konvensional, atak hanya untuk kerajinan tangan seperti keramik mangkok atau gelas. Terpenting berlatar dari bahan keramik bisa menjadi Sahabat Keramik.

Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul ikuti salah satu pameran di Galery Indonesia. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)
Komunitas Sahabat Keramik saat berkumpul ikuti salah satu pameran di Galery Indonesia. (Dok Komunitas Sahabat Keramik)

Sementara itu Damar Bagus Permadi menuturkan seni keramik bisa dibilang seni yang cukup menantang dan sulit. Karena proses memikirkan bentuk, warna, hingga tekniknya harus benar-benar difikirkan. Lalu harus siap menerima konsekuensi warna dan bentuk berubah saat penjemuran atau pembakaran.

"Tantangannya, proses pembakaran membuat karya meleset dari konsep yang diinginkan. Jadi prosesnya itu paling lambat 7 hari; sehari untuk pembuatan, sehari pengeringan, sehari untuk pembakaran awal, sehari untuk pendinginan, sehari untuk pewarnaan, sehari untuk pembakaran matang, dan terakhir sehari untuk pendinginan kembali. Jadi hasil bisa dilihat di hari terakhir, kalau tidak sesuai konsep ya ulang lagi," katanya.

Ditanya bagaimana untuk masuk menjadi anggota Komunitas Sahabat Keramik, ia menuturkan tidak ada kriteria khusus,  yang terpenting menyukai karya seni keramik dan punya basic membuat keramik, jenis apa saja. Tapi sayangnya komunitas ini sedang tidak merekrut anggota karena kesibukan  pameran beberapa waktu lalu. Next time dipertimbangkan, tambah Damar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI