Suara.com - Pemilihan jenis kompor bagi kaum hawa biasanya mempertimbangkan berbagai aspek seperti faktor keamanan, hemat biaya, dan ramah lingkungan. Kini banyak rumah tangga yang mulai menggunakan kompor listrik. Alasannya, selain hemat juga ramah lingkungan. Benarkah demikian?
Disampaikan Fahmy Randhi selaku pengamat dari Universitas Gadjah Mada (UGM), masyarakat sebenarnya mempunyai pilihan dalam menggunakan kompor listrik, yakni berbasis gas atau listrik. Energi listrik menjadi pilihan yang menarik, baik dari segi teknologi maupun kepraktisan.
"Dengan memakai energi listrik, masyarakat mendapat manfaat langsung, mengingat energi listrik termasuk energi bersih atau ramah lingkungan. Tapi saat ini, masyarakat belum terpikir memilih produk dari segi sumber energi, yang jelas harus tersedia dan terjangkau," ujar Fahmy dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Jumat (1/3/2019).
Menurut Fahmy, akan ada sejumlah manfaat yang diperoleh masyarakat, apabila nantinya pengalihan pola konsumsi ini terjadi. Misalnya saat terjadi pengalihan dari kompor gas ke kompor listrik.
Baca Juga: Dirjen Hubud Tinjau Pembangunan Runway III Bandara Soekarno-Hatta
"Ini dimungkinkan, mengingat ada sebagian masyarakat yang mulai sadar lingkungan. Maka di sini energi listrik menjadi pilihan, seperti halnya mobil listrik dan kompor listrik atau induksi," imbuh dia.
Pakar ketenagalistrikan dan Guru Besar FT-UI Professor Iwa Garniwa mengemukakan hal senada. Misalnya penggunaan kompor listrik untuk memasak, manfaatnya lebih ramah lingkungan dibandingkan menggunakan gas elpiji.
"Karena gas masih menghasilkan emisi. Sementara pembangkit listrik yang ada saat ini, adalah PLTU yang lebih sedikit menggunakan batu bara dan sangat minim emisi yang diakibatkan," imbuh dia.
Namun kalau ditinjau dari segi harga, apakah listrik lebih murah dengan harga yang ada sekarang, ia tidak bisa menjawab secara pasti. Lima tahun lalu ia melakukan riset memasak satu objek yang sama dengan gas dan listrik, memang lebih murah memakai listrik. Tapi sekarang harga listrik sudah berbeda.
"Jika pemerintah memutuskan menaikkan atau menurunkan harga gas, bisa jadi harganya lebih mahal atau murah perbandingannya, antara memasak menggunakan bahan bakar gas atau listrik. Jadi penetapan harga itu relatif sifatnya," imbuh dia.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-22 Akan Beruji Coba dengan Bali United
Iwa menambahkan, perhatian jangan terkonsentrasi pada peralatan listrik yang harganya terjangkau, melainkan sebaiknya mempertimbangkan juga pada aspek lain, seperti pada kapasitas produksi kompor listrik.