Tidak lama kemudian mereka langsung menuju lokasi untuk memeriksa bangkai paus bungkuk itu.
Pakar biologi dari Institut Bischo D'agua telah dipanggil untuk mengumpulkan sampel forensik.
Mereka akan melakukan penelitian terhadap apa yang menyebakan kematian pada paus tersebut.
''Kami percaya paus ini tersesat dan terpisah selama siklus migrasi antara dua benua,'' kata salah seorang ali biologi.
Baca Juga: Super Mewah, Hotel Milik Cristiano Ronaldo Bikin Kebelet Liburan
''Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang bisa kami dapatkan untuk mengidentifikasi apakah paus ini tertabrak perahu atau sempat terjaring,'' tambahnya.
Para peneliti mengatakan hanya otopsi yang akan menentukan penyebab kematian paus bungkuk malang ini.
Pemeriksaan diperkirakan akan memakan waktu hingga sepuluh hari.
Hingga kini tidak ada rencana untuk memindahkan paus ini karena ukurannya yang besar dan berat.
Terlebih lokasi di hutan Amazon sangat sulit untuk diakses alat transportasi berukuran besar.
Baca Juga: Insiden Buka Jaket Heboh, 4 Momen Marion Jola Liburan Ini Tak Kalah Panas
Mereka hanya akan melakukan pembedahan bangkai paus di tempat untuk mengumpulkan sampel.