Suara.com - Biar Nggak Pusing, Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Mudik Lebaran.
Mengatur keuangan untuk persiapan mudik lebaran haruslah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Ya, ini jika Anda tak mau mengalami 'Mudik Trap'. Menurut CEO dan Founder Jouska Indonesia, Aakar Abyasa, banyak masyarakat yang terjebak saat mudik, membeli berbagai kebutuhan, mulai dari tiket, penginapan dan biaya hidup selama mudik dari Tunjang Hari Raya (THR) dan gaji terakhir sebelum libur lebaran.
Bahkan, tak sedikit yang menggunakan cicilan seperti kartu kredit yang melibatkan mereka dalam utang. Hal inilah yang akan menjebak, di mana setelah pulang dari mudik, mereka justru stres memikirkan cicilan, uang yang sudah habis digunakan saat mudik dan gajian yang ternyata masih lama.
"Mudik trap ini seperti lingkaran setan yang terjadi setiap tahun. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Masyarakat sebenarnya sudah harus menyiapkan dana dengan cara mengalokasikan pengeluaran bulanan, untuk kebutuham mudik," ungkap dia dalam konferensi pers H-90 Mudik Lebaran Bersama dengan tiket.com dan PT KAI di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga: Awas Auto Baper, 6 Pose Manja Marion Jola Bareng Pacar
Menurut Aakar, H-90 lebaran adalah waktu yang pas untuk menyiapkan dana mudik. Untuk gaji di bulan ini misalnya, Aakar menyarankan untuk membeli keperluan mayor terlebih dahulu, yakni tiket. Gaji bulan depan, bisa dicicil untuk membayar jasa rental mobil atau penginapan. Bulan berikutnya bisa dialokasikan untuk keperluan oleh-oleh saudara di kampung halaman masing-masing atau keperluan untuk mudik.
Sementara untuk THR, kata dia, bisa digunakan untuk kebutuhan hidup selama mudik. Namun, jangan digunakan semua, sisihkan separuhnya, untuk Anda tabung.
"Ada satu lagi simulasi supaya keluar dari lingkaran setan utang setelah mudik atau mudik trap ini. Anda bisa menyediakan yang namanya budget saving. Gunanya untuk liburan, mudik atau istilahnya biaya 'foya-foya'," jelas dia.
Setiap keluarga, kata Aakar, pasti memiliki biaya yang disiapkan untuk liburan. Mulailah untuk menyisihkan sedikit dari gaji bulanan. Misalnya suami dan istri yang bekerja, masing-masing menyisihkan Rp 1 juta.
"Tiap bulan berarti kan simulasinya Rp 2 juta. Setahun Rp 24 juta. Nah saat mudik, atau liburan jangan digunakan semua. Gunakan Rp 15 juta, sisanya disimpan lagi, anggap saja buat cadangan mudik tahun depan. Lanjut lagi sisihkan Rp 1 juta per bulan. Sehingga kita sudah punya cadangan devisa. Dana ini akan terus tergulung, jadi setiap tahun Anda tidak pusing lagi," ungkapnya.
Baca Juga: Pantas Tajir, Hotman Paris Pernah Dibayar Segini Per Perkara
Aakar menambahkan, memang rasanya cara tersebut terasa cukup lama terkumpul, tapi ini akan menguntungkan. Dana yang disisihkan tersebut, selain untuk mudik, juga bisa digunakan untuk liburan keluarga atau hal lain.