Suara.com - Cupable, Kedai Kopi di Yogyakarta Tempat Barista Disabilitas Beraksi.
Ada satu kafe unik di Yogyakarta yang tampaknya perlu Anda datangi, Kafe Cupable namanya. Kafe ini menjadi saksi bisu bagi para penyandang disabilitas yang tengah berlatih menjadi barista.
Mengutip tim Guideku.com yang berkunjung ke Cupable pada Rabu (13/02/2019), para peserta pelatihan Barista ini kebanyakan adalah para penyandang disabilitas dan transgender
Pelatihan Barista Inklusif merupakan salah satu kegiatan dalam Program Peduli YAKKUM.
Baca Juga: 5 Sentuhan Fisik Ini Bikin Hubungan Cinta Semakin Mesra
Kafe ini terletak di samping Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta, Rippy, selaku Project Officer menjelaskan latar belakang mengapa sebuah profesi barista dan bisnis kopi sebagai pengembangan kemampuan para disabilitas.
"Cupable sebenarnya bukan punya YAKKUM, tapi punya teman dekat direktur. Kebetulan beliau juga peduli isu sosial dan ikut merekrut para penyandang disabilitas untuk kegiatan ini. Lalu, tren kopi sekarang sedang naik, di mana-mana anak muda pasti sering ngopi. Makanya kita pilih kopi agar penyebaran kampanye makin cepat. Tujuannya mengampanyekan inklusi untuk disabilitas, kalau lihat mereka kan masih mikir, ''Ah dia bisa nggak sih bikin mengoperasikan alat-alat kopi?''. Nah kita mau buktiin kalau mereka bisa," buka Rippy.
Ternyata tak mudah memang menjadi barista, para peserta ini bahkan harus intens latihan.
"Iya, latihan di sini 6 minggu. Mereka juga diasramakan di sini khusus untuk pelatihan. Latihan di sini prosesnya dari hulu ke hilir. Jadi mulai dari membedakan jenis kopi arabika dan robusta, sejarah kopi, dari ditanam sampai diproses, baru ke teknik membuat dan menyeduh kopi. Jadi mereka paham dunia kopi secara menyeluruh," lanjutnya.
Apa tantangan program Barista Inklusif ini?
Baca Juga: Baliho Film Dilan 1991 Kepung Wilayah Bandung
"Tantangannya mungkin lebih ke semangat mereka setelah kembali ke komunitas. Apa mereka bakal tetep semangat atau nggak. Makanya kita juga ada latihan business plan dan jaringan untuk magang. Kesulitan sih sejauh ini biasa saja, mungkin lebih ke memahami karena mereka kan ada yang belajarnya cepet, ada juga yang harus pelan-pelan dan diulang sampai paham,"