Suara.com - Solusi alternatif mengatasi masalah keringat berlebih dan bau badan adalah dengan menggunakan deodoran atau antiperspirant. Lalu, apakah perbedaan deodoran dan antiperspirant?
Keduanya tergolong produk yang cukup efektif dalam menjaga tubuh dari keringat berlebih di tengah aktivitas padat. Namun masih banyak orang yang keliru memahami perbedaan dua produk ini. Kebanyakan malah menganggap produk ini serupa, padahal sebenarnya sangat berbeda.
Jadi apa perbedaan deodoran dan antiperspirant?
Deodoran
Baca Juga: Perusahaan Ini Siapkan Jasa Bantuan Mengungkapkan Cinta
Keringat yang dihasilkan oleh tubuh adalah kinerja dari kelenjar ekrin dan apokrin. Saat tubuh banyak bergerak, suhu tubuh bakal meningkat. Demi menurunkan kembali suhu tubuh, kelenjar ekrin bekerja untuk mengeluarkan air dan garam dari tubuh.
Bau tak sedap yang sering disebut bau badan ini adalah hasil kerja kelenjar apokrin. Kelenjar ini bekerja mengangkut keringat yang mengandung sekresi lemak dan protein dari dalam tubuh ke permukaan tubuh. Lemak dan protein inilah yang kemudian bereaksi dengan bakteri dan menimbulkan bau badan.
Deodoran berfungsi mencegah bau badan. Umumnya, deodoran mengandung triklosan yang bersifat sebagai anti bakteri sehingga bisa mencegah bakteri penyebab bau yang tidak sedap.
Hanya saja, kandungan di dalam deodoran tidak dapat mencegah produksi keringat berlebih. Pemakaian deodoran hanya dapat mencegah bau badan.
Antiperspirant
Baca Juga: Duh, Lelaki Jomblo Cenderung Bau Badan
Di sisi lain, antiperspirant merupakan produk yang diklaim cukup ampuh dalam mencegah terjadinya keringat berlebih pada area ketiak. Antiperspirant ini akan bekerja secara efektif dengan cara menyumbat kelenjar keringat.