Suara.com - Wisata Halal di Semarang, Jelajah 2 Masjid Ikonik Ini.
Dua masjid bersejarah beda masa di kota Semarang yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT,) dan Masjid Kauman Semarang menjadi destinasi wisata halal yang banyak dikunjungi. Baik wisatawan muslim maupun non muslim, dua masjid itu menjadi magnet untuk dikunjungi.
Tak heran, untuk menggeliatkan wisata halal, salah satu hotel di Semarang yaitu Hotel Pesonna Semarang memberikan fasilitas antar jemput gratis untuk shalat subuh di dua masjid ikonik Semarang tersebut.
Di pilih antar jemput waktu shalat subuh, selain untuk menunaikan kewajiban shalat. Juga sebagai waktu yang tepat menikmati suasana pemandangan Kota Semarang di pagi hari yang eksotis di sekitar dua masjid itu.
Baca Juga: Kasus Order Fiktif, 4 Tersangka Bisa Raup Rp 10 Juta per Hari dari GoJek
Di Masjid MAJT, wisatawan akan dibawa untuk menikmati indahnya arsitektur modern perpaduan antara gaya Jawa, Arab, dan Romawi. Gaya Jawa bisa dilihat dari pintu dan jendela yang memanjang dan besar khas rumah Jawa serta pada bangunan utama masjid yang berbentuk joglo berdiameter 20 meter.
Sementara, gaya Arab terlihat pada tiang pancang empat menara yang menjulang 62 meter mengapit bangunan joglo masjid. Ada juga enam payung raksasa eletrik di halaman masjid, yang sama dengan Masjid Nabawi di Arab Saudi.
Payung raksasa eletrik itu setinggi 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung itu biasanya terbuka saat shalat Jumat atau Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Jika wisatawan ingin melihat proses mengembangnya, bisa menghubungi pihak masjid.
Masjid yang dibangun pada 2002 itu, saat pemasangan tiang pancang pertama disaksikan oleh tujuh Duta Besar negara semenanjung Arab yaitu Arab Saudi, UEA, Qatar, Kuwait, Palestina, Mesir, dan Abu Dhabi.
Desain kaligrafi pada pendopo juga khas perpaduan bangunan Romawi dan Arab, dengan bentuk pilar melengkung gaya koloseum Athena Romawi dihiasi kaligrafi melambangkan nama 25 nabi dan rosul yang dilengkapi kaligrafi dua kalimat syahadat dengan aksen Arab Melayu berbunyi 'Sucining Guno Gapuraning Gusti'.
Baca Juga: Enam Kandidat Tak Lolos Tes Akhir Seleksi Sekjen KPK
Untuk lebih lengkap memandang Kota Semarang di pagi hari, wisatawan bisa menaiki menara masjid setinggi 99 meter, diberi nama Menara Al Husna. Disini, ada dua lantai yang dimanfaatkan sebagai museum kebudayaan Islam di lantai 2 dan 3. Dan di lantai 18 ada kafe muslim yang bisa berputar 360 derajat untuk menikmati Semarang dari ketinggian.
Sementara lantai tertinggi ada di lantai 19, difungsikan sebagai menara teropong pandang pada saat penentuan awal bulan Ramadhan dan 1 Syawal. Ada lima teropong setara canggih dengan Boscha, yang bisa juga digunakan untuk memandang sudut-sudut Kota Semarang.
Sementara, bagi wisatawan yang shalat subuh di Masjid Agung Kauman juga tak kalah menarik untuk menikmati suasana Semarang di pagi hari. Masjid Kauman adalah masjid terletak dekat dengan Pasar Johar Semarang. Dahulu sebagai pusat alun-alun Kota Semarang. Dibangun pada tahun 1743.
Masjid ini erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kota Semarang. Bangunannya khas mencerminkan jati diri masyarakat pesisir yang lugas tetapi bersahaja.
Masjid Kauman juga memiliki andil dalam pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia. Menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan Indonesia secara terbuka, setelah beberapa saat diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta.
Wisatwan bisa melihat seni arsitektur atap masjid berbentuk tumpang (tingkat) tiga menyerupai bangunan era Majapahit. Atap ini juga mirip dengan Masjid Demak pada masa Kesultanan Demak. Atap pun terbuat dari seng, dimana kala itu merupakan bahan langka dan mahal. Seng itu langsung didatangkan dari Belanda.
Berbeda dengan masjid kuno di Jawa, Masjid Kauman Semarang menggunakan empat pilar bata untuk menopang atap, buka dari soko guru (kayu) layaknya masjid kala itu.
Sistem pilar itu disebut sistem tektonik, karena saat itu ahli bangunan Belanda yang turut membantu pembangunan belum mampu menguasai aplikasi konstruksi soko guru berupa konstruksi brunjung empyak pada bangunan tradisional Jawa.
Nah, wisatawan disini akan melihat bagaimana bangunan Masjid Kauman Semarang merupakan masjid pertama di Jawa yang bercitarasa tradisional namun menggunakan konstruksi modern.
Kendati sekarang sudah banyak direnovasi namun masih terlihat keaslian dari bangunan asli meski banyak dihimpit bangunan modern disekitar lokasi, yang terkenal sebagai pusat bisnis dan perdagangan.
Public Relations Pesonna Hotel Semarang, Twinika Sativa mengatakan, dengan lokasi Hotel Pesonna yang strategis di tengah kota, akan memudahkan tamu yang ingin berwisata halal mengunjungi dua masjid itu.
"Layanan tersebut berlaku setiap hari dengan ketentuan pengantaran shalat subuh ke Masjid Agung Kauman Semarang pada hari Senin hingga Sabtu sementara pengantaran shalat subuh ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) khusus hari Minggu," kata Twinika, Rabu (13/2/2019).
Tamu yang berminat wisata halal itu, lanjut Twinika, diwajibkan mendaftar sehari sebelumnya di Reception Desk, kemudian tamu diwajibkan berkumpul di lobby hotel, pengantaran pukul 03.30 WIB dan penjemputan pada pukul 05.30 WIB di Masjid Agung Jawa Tengah ataupun Masjid Agung Kauman.
Adanya layanan tersebut, pihaknya berharap wisatawan yang singgah di Kota Semarang bisa makin banyak pilihan ke berbagai destinasi wisata religi yang ada. Tak hanya mengenal Klenteng Sam Poo Kong, Gereja Blenduk atau Katedral, Pagoda Watu Gong, juga mengenal MAJT dan Masjid Kauman Semarang.
"Kami ingin menciptakan Kota Semarang sebagai pionir dalam pasar wisata religi dan wisata halal di Jawa Tengah, selain juga dikenal sebagai wisata sejarah dan budaya karena ada Kota Lama dan komplek Pecinan," tukasnya.
Jadi jangan lewatkan wisata halal dengan mengunjungi dua majid ikonik dengan fasilitas yang ditawarkan Hotel Pesonna Semarang.
Kontributor : Adam Iyasa