Suara.com - Jakarta Intercultural School (JIS) bersama Yayasan Emmanuel, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Mentari Intercultural School Jakarta, dan sekolah-sekolah anggota Association of National and Private Schools (ANPS) menggelar Perayaan Tahunan Pertama & Lokakarya Komunitas Innovative School Programme di kampus JIS dengan tema Ayo Terus Belajar!
Ajang ini merupakan perayaan kesuksesan penyelenggaraan Innovative Schools Programme (ISP) selama sembilan tahun terakhir. “Reuni ini merayakan pencapaian kami selama sembilan tahun terakhir dalam penyelenggaraan ISP. Para guru dan kepala sekolah kami undang untuk menghadiri 19 lokakarya yang menarik dan dirancang khusus bagi guru-guru,” ujar Greg Zolkowski, Community Educational Outreach Coordinator JIS.
Sepanjang hari, para peserta dapat mengikuti sejumlah pelatihan yang dibimbing oleh 35 presenter dari JIS, alumni ISP, dan mitra sekolah lainnya, seperti Membaca Bersama di Kelas Awal, Keterampilan Mengatur Diri Sendiri, Refleksi dalam Proses Pembelajaran, Pengembangan Pembelajaran melalui “Pop Culture” dan Strategi Pembelajaran Abad 21.
ISP dikembangkan oleh organisasi nirlaba Yayasan Emmanuel pada 2009 dengan dukungan UBS, dan JIS mulai berpartisipasi pada 2013.
Baca Juga: Doa Presiden Jokowi untuk Ani Yudhoyono
“ISP memperkuat komitmen JIS dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bermitra dengan Yayasan Emmanuel, yang didirikan seorang lulusan JIS, dan para partner, kami ingin meningkatkan keterampilan pengajar di Indonesia sekaligus menginspirasi mereka agar terus belajar serta berani mencoba hal baru sehingga dapat memberi dampak lebih baik kepada para siswa,” ujar Greg.
Dengan metode modern, para pengajar JIS berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Selama program ISP, para guru dari berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan. Topik meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, strategi pengajaran yang inovatif, belajar lewat permainan dan masih banyak lagi.
Setelah menyelesaikan program, peserta menerima sertifikat dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta saat upacara wisuda. Sertifikat ini memberikan poin yang dapat meningkatkan gaji guru dan mempersiapkan mereka untuk posisi yang lebih tinggi dalam pendidikan.
ISP sendiri diketahui dapat membuat suasana kelas menjadi lebih berwarna. Tim JIS yang terjun ke lapangan untuk melihat langsung implementasi program ISP mengatakan, “Biasanya, sebelum guru mengikuti ISP, dinding kelas tampak sepi dan tidak merefleksikan karya-karya muridnya. Namun setelah guru mengikuti program ISP, dinding kelas akan lebih berwarna dengan karya para murid. Aturan dalam kelas juga terdapat di dinding yang dibuat bersama, oleh murid dan guru. Partisipasi murid menjadi lebih tinggi dan mereka juga semakin termotivasi.”
Baca Juga: Bripka Christian Bunuh Diri di Kantor, Rekan-rekannya di Polsek Syok
Hingga tahun ini, ISP telah meluluskan lebih dari 509 guru dan kepala sekolah negeri SD, SLB dari 84 sekolah di Jakarta, dan tahun ini mulai dikembangkan untuk guru-guru SMP Negeri.