Suara.com - Suka membicarakan kesehatan mental yang dihadapi pada pasangan secara terbuka, ternyata bisa menjadi tanda hubungan sehat dan bahagia lho!
Kesimpulan ini didapat dalam sebuah survei terbaru dari eharmony. Survei ini dilakukan mengingat masalah kesehatan mental ternyata mempengaruhi sebagian besar populasi dunia, dengan dua dari setiap tiga orang kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan mental di beberapa titik selama masa hidup mereka.
Inilah yang menjadi alasan betapa pentingnya seseorang berbicara dengan teman, keluarga atau kolega tentang masalah kesehatan mental yang dihadapinya. Apalagi Mental Health Foundation mengklaim membicarakan soal kesehatan mental kepada orang-orang terdekat terbukti bermanfaat bagi kesejahteraannya.
Hal yang sama berlaku untuk mereka yang sedang berada dalam suatu hubungan, sebagaimana diuraikan dalam laporan kedua eharmony, yang disebut sebagai 'Indeks Kebahagiaan', yang telah dirilis dua tahun berturut-turut.
Baca Juga: Wawancara: Aurelie Moeremans dan Hasratnya dalam Bermusik
Lebih dari 2.000 orang Amerika Serikat (AS) di atas usia 21 tahun diwawancarai untuk laporan tersebut, yang ditugaskan oleh eharmony dan dilakukan oleh perusahaan riset pasar Harris Interactive.
Kelompok peserta terdiri dari individu heteroseksual dan LGBT +, yang semuanya sudah menikah, tinggal bersama pasangan atau dalam hubungan jangka panjang.
Menurut temuan survei, lebih dari empat dari 10 pasangan mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan kurangnya perhatian dan gangguan hiperaktif.
Dari orang-orang yang diwawancarai, empat dari lima orang merasa nyaman berbicara tentang masalah kesehatan mental dengan pasangan mereka. Ini dilaporkan berdampak positif pada lebih dari setengah hubungan mereka.
Di sisi lain, orang-orang yang merasa sulit berbicara tentang kesehatan mental dengan pasangannya, cenderung mengaku tidak bahagia dalam hubungan.
Baca Juga: Curhat Ibu Baru, Bangun Tidur Nama Anak Sudah Diubah Mertua
Di antara individu yang digolongkan sebagai Generasi Z (biasanya lahir antara pertengahan 1990-an dan pertengahan 2000-an), tujuh dari 10 melaporkan afiliasi positif antara berbicara tentang kesehatan mental dengan pasangannya dan memiliki hubungan yang bahagia.