Suara.com - Siang itu, Harun terlihat tekun membersihkan setiap patung patung dengan teliti dan hati hati. Pria berusia 45 tahun itu memang didapuk sebagai pengelola sekaligus pengurus Klenteng Dewi Kwan Im.
Tahun baru imlek 2570 yang jatuh, Selasa (5/02/2019) ini, membuat Harun sedikit sibuk. Ratusan umat Tionghoa memadati klenteng yang berada di selatan kota Palembang tersebut, tepatnya di kawasan 10 Ulu Plaju.
Rumah peribadatan umat Tionghoa ini memang sudah berumur ratusan tahun lalu. Bangunan khas Tionghoa dengan sejumlah ornamen tetap didominasi oleh warga emas dan merah. Tiang berdiameter 30 sentimeter dengan gambar naga menambah kesan gagah Klenteng Dewi Kwan In ini.
Meski telah berusia ratusan tahun klenteng ini tetap terlihat kokoh dan menjadi tempat favorit ibadah saat Tahun Baru Imlek di Kota Palembang. Silih berganti kaum Tionghoa berdatangan ke klenteng ini untuk berdoa kepada dewa dan dewi yang berjajar di dalam klenteng.
Baca Juga: Tutup Festival Imlek, Ancol Akan Lepas Ratusan Lampion
Ribuan kertas juga terlihat menumpuk untuk dibakar saat perayaan tahun baru imlek mendatang. Selain itu, para pengurus pun sibuk membersihkan satu persatu patung dengan sangat hati-hati. Pun begitu yang dilakukan oleh Harun.
"Ini tempat favorit pada Tionghoa untuk menjalankan ibadah saat tahun baru," kata Harun membuka cerita, Selasa (5/02/2019).
Menurutnya, klenteng ini didirikan bersama para perantau pada tahun 1.700 masehi silam. Inisatif para perantau membangun rumah ibadah tersebut lantaran tidak adanya rumah ibadah sekaligus sebagai rumah singgah bagi sesama perantau.
"Untuk lokasinya, sengaja di pinggir sungai karena dahulunya jalur lalulintas di Sumsel ini hanya perairan yakni Sungai Musi. Jadi jika dibangun di pinggir sungai, transportasi sekaligus akses akan lebih mudah," ujarnya.
Menurutnya, asal muasal nama Klenteng Dewi Kwan Im memang mengacu pada nama seorang dewi. Dewi Kwan Im ini, lanjutnya, berhati sangat lembut dan baik. Saat masa kecilnya dia selalu diperlakukan diskriminasi oleh keluarganya.
Hingga, dewi sudah mulai dewasa, sang dewi pun tetap bersikap baik dan lembut. Bahkan, menyelamatkan orangtuanya dan keluarganya saat diserang oleh harimau.
Baca Juga: Imlek 2019 Terasa Berbeda buat Marcus Gideon, Kenapa?
Sehingga, dewi pun diangkat ke langit akibat kebaikan dan kelembutan hatinya. Sedangkan, harimau tersebut menjadi tunggangannya. Dengan kisah itulah akhirnya klenteng ini diberi nama Dewi Kwan Im agar kelak yang beribadah mampu mendapatkan kebaikan.