Suara.com - Perempuan Wajib Tahu, Fakta tentang Sakit Perut Setelah Bercinta.
Pernah mengalami sakit perut setelah bercinta? Anda mungkin sering bertanya-tanya mengenai hal ini dan ingin mengetahui cara untuk menghentikannya.
Mary Jane Minkin, M.D., seorang obgyn di Rumah Sakit Yale New Haven, dengan cepat mengklarifikasi bahwa apa yang sering kita anggap sebagai sakit perut sebenarnya adalah nyeri panggul bagian bawah.
Itu karena rasa sakit yang terkait saat bercinta cenderung lebih ke arah vagina daripada di perut, tetapi orang sering menafsirkannya sebagai rasa sakit di daerah rongga perut. Nah, untuk mengetahui penyebab, Anda bisa membaca lebih lanjut dilansir dari womenshealthmag.
Baca Juga: Kalau Sampai Jadi dengan Fatih Seferagic, Lucinta Luna Siap Berhijab
1. Posisi seks
Ketika pasien konsultasi pada Minkin tentang rasa sakit setelah bercinta, kali pertama yang ditanyakan adalah posisi seks paling sering dilakukan. Jika Anda selalu merasa sakit setelah mencoba posisi misionaris atau doggy style, bisa jadi ini karena penetrasi yang terlalu dalam.
"Kuncinya adalah memilih posisi di mana Anda memiliki kontrol atas kedalaman dan frekuensi penetrasi," jelas Ja Hyun Shin, M.D., direktur klinik nyeri panggul di departemen Kesehatan dan Kebidanan Wanita & Ginekologi Wanita di Montefiore Health System. Dia menyarankan mencoba posisi menyamping, seperti spooning, yang memungkinkan penetrasi lebih dangkal.
2. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Nyeri panggul selama dan setelah berhubungan seks merupakan salah satu gejala paling umum dari kondisi tersebut.
Ketika Anda memiliki endometriosis parah pada panggul, Anda dapat memiliki adhesi padat (jaringan panggul dan organ saling menempel) di daerah panggul.
"Penetrasi mendalam saat bercinta dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, karena semua organ Anda saling menempel," jelas Shin.
Baca Juga: Sederet Fesyen Item Unik yang Harganya Bikin Sakit Maag Kambuh
Namun Anda juga bisa merasakan sakit tanpa adhesi ini, karena endometriosis menyebabkan rasa sakit akibat peradangan.
Untuk menangani hal ini, periksakan diri Anda ke dokter kandungan atau obgyn.
3. Kista ovarium atau panggul
Banyak perempuan memiliki kista ovarium, atau kantung yang berisi cairan di ovarium atau di permukaannya.
Sebagian besar tidak berbahaya dan hilang tanpa pengobatan setelah beberapa bulan, tetapi beberapa dapat terus tumbuh dan menyebabkan rasa sakit.
Sementara untuk kista panggul, sedikit berbeda. Shin menjelaskan bahwa kista panggul dapat berkembang dari kantong perlengketan dari operasi sebelumnya atau mungkin infeksi di mana cairan terkumpul di daerah panggul.
"Pikirkan seluruh area panggul dan vagina sebagai satu kesatuan. Dan bercinta akan menyebabkan rasa sakit di area panggul lainny," ujarnya.
4. Infeksi atau bekas radang
Infeksi vagina dari bakteri yang biasanya ditemukan di vagina Anda atau dari penyakit menular seksual, seperti klamidia atau gonore, dapat menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau indung telur (penyakit peradangan panggul).
Hal ini, cenderung memberi Anda rasa sakit pada vagina dan nyeri panggul. Rasa sakit ini cukup konstan, kata Shin, apalagi seks dapat memperburuk kondisinya, karena Anda mengiritasi area yang sudah teriritasi.
Jika infeksi, Anda hanya perlu satu putaran resep antibiotik. Tetapi jika itu adalah penyakit radang panggul sebelumnya, obgyn mungkin perlu meresepkan obat penghilang rasa sakit.
5. Mengalami kekeringan pada vagina.
Minkin mengatakan pil KB tertentu dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, karenanya dosis estrogen yang lebih tinggi dapat membantu.
Jika Anda sedang menuju menopause, Anda mungkin bisa menyalahkan kondisi tersebut dari rasa sakit di bagian perut setelah bercinta.
Nah, agar bisa keluar dari kondisi ini, sebaiknya gunakan pelumas yang dijual bebas. Jika itu tidak berhasil, tanyakan kepada dokter tentang pilihan resep.
Minkin mengatakan estrogen pervaginam atau obat DHEA vagina (hormon dehydroepiandrosterone) dapat membantu.
6. Memiliki rahim yang miring
Jangan panik, setidaknya 30 persen perempuan memiliki rahim yang miring ke belakang. Jadi, ini bukan merupakan kondisi yang aneh.
"Maka, bisa dibayangkan jika ada jaringan parut di bagian tersebut yang menahan rahim dalam posisi miring, maka ini tentu akan menyakitkan," kata Minkin.