Imlek Selalu Identik dengan Warna Merah, Ini Alasannya

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 02 Februari 2019 | 10:05 WIB
Imlek Selalu Identik dengan Warna Merah, Ini Alasannya
Warga etnis Tionghoa melaksanakan sembahyang di Kelenteng Dharma Bhakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta, Sabtu (28/1/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun Baru Imlek tinggal hitungan beberapa hari lagi. Aneka macam dekorasi, pakaian, hingga pernak-pernik khas Imlek yang berwarna merah pun bisa kita temukan dengan mudah.

Sedari dulu, Imlek memang dikenal akrab dengan warna merah. Mulai dari lampion hingga amplop angpau semuanya berwarna merah.

BACA JUGA: Hadir Sekali Setahun, Ini 4 Makna Kuliner Tahun Baru Imlek

Tak cuma itu, warna merah juga terlihat menghiasi kelenteng atau kawasan pecinan. Ya, warna merah memang sepopuler itu di kalangan orang China.

Baca Juga: Terlihat Rumit, Hujan Kode Film The Matrix Ternyata Cuma Resep Makanan

Tapi, selain karena alasan keberuntungan dan kesejahteraan, ternyata ada legenda di balik warna merah tersebut lho!

Warga etnis Tionghoa melaksanakan sembahyang di Kelenteng Dharma Bhakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta, Sabtu (28/1/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Warga etnis Tionghoa melaksanakan sembahyang di Kelenteng Dharma Bhakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta, Sabtu (28/1/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Dikutip dari Reader's Digest, pemakaian warna merah saat perayaan Imlek rupanya dikaitkan dengan legenda Nian, monster yang selalu mendatangi desa penduduk saat tahun baru tiba.

Disebutkan, Nian akan datang untuk meneror warga desa, memakan hasil panen dan ternak, juga anak-anak. Nian sendiri memiliki wujud setengah banteng dan setengah singa.

BACA JUGA: Dapat Kabar Ibunya Sakit, Pelayan Restoran Malah Nabrak 3 Ferrari di Jalan

Namun, suatu hari, warga desa menyadari bahwa Nian takut akan tiga hal, yakni api, suara berisik, dan warna merah.

Baca Juga: Mie Ayam Rp 1.000, Termurah Sejagat, Nikmatnya Sesaat

Dengan memakai warna merah, warga desa pun akhirnya berhasil membuat Nian bertekuk lutut. Sejak saat itulah, merah dianggap sebagai warna keberuntungan dan pengusir roh jahat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI