Lepas dari Kecanduan Game, Andrew Ryan Samuel Jadi Motivator

Senin, 28 Januari 2019 | 10:01 WIB
Lepas dari Kecanduan Game, Andrew Ryan Samuel Jadi Motivator
Andrew Ryan Samuel, motivator usia 16 tahun. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lepas dari Kecanduan Game, Andrew Ryan Samuel Jadi Motivator.

Andrew Ryan Samuel memang baru berusia 16 tahun. Namun ia sudah menjadi motivator muda yang membagikan pengalamannya lepas dari kecanduan game.

Ya, Andrew bercerita bahwa dalam sehari ia bisa menghabiskan waktu selama 12 jam untuk duduk di depan layar laptop untuk bermain game.

Untungnya, kecanduan game itu hanya berlangsung 1,5 tahun. Kini ia berhasil lepas dari adiksi itu dan mengalihkan passionnya sebagai motivator muda.

Baca Juga: Lagi Naik Daun, Hanacure Dijuluki Facial Korea Ajaib

"Saya mengalami kecanduan game sejak usia 14 tahun. Kalau jalan-jalan ke luar negeri bahkan saya bawa laptop untuk main game karena bisa sekalian ketemu komunitas game di negara tersebut," ujar Andrew dalam seminar yang dibawakannya, Sabtu (26/1/2019).

Andrew mengatakan bahwa jika dihitung, sudah 1.200 jam waktu yang dihabiskannya untuk bermain game selama 1,5 tahun. Kecanduan game ini membuat Andrew kehilangan waktu tidur berkualitas. Setiap hari ia begadang minimal hingga pukul satu dini hari.

Andrew Ryan Samuel, motivator usia 16 tahun. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Andrew Ryan Samuel, motivator usia 16 tahun. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)

"Maksimal jam 3 subuh itu pas lagi ujian. Kadang kalau lagi libur pernah bangun subuh terus main sampai subuh lagi. Jadi bisa dibayangkan bagaimana pola hidup saya ketika kecanduan game," imbuh dia.

Berdasarkan pengalamannya, Andrew mengatakan bahwa seseorang bisa kecanduan game karena mereka tidak diperhatikan di dunia nyata. Itu sebabnya, ia mencari pengakuan di dunia maya lewat bermain game. Bahkan saking hebatnya ia dalam menguasai sebuah game online, Andrew pernah membentuk komunitas pecinta game tersebut.

"Game online itu memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan gamer di seluruh dunia. Jadi ada komunitasnya. Kalau komunitas maya lebih menyenangkan, maka anak-anak akan lebih senang di dunia maya dibandingkan dunia nyata," imbuh dia.

Baca Juga: Ayah Relakan Anak Perempuannya menjadi Mualaf, Alasannya Bikin Terharu

Hingga akhirnya Andrew merasa dibodohi oleh cara kerja berpikirnya. Ia baru sadar kenapa harus berprestasi di dunia maya padahal di dunia nyata juga lebih menarik.

Salah satu keadaan yang membuat Andrew merasa ingin keluar dari kecanduan game ketika ia berhasil mengajak temannya yang semula perokok aktif berhenti merokok.

"Saya punya temen perokok aktif. Terus ketika hangout sama saya, dia berubah. Salah satunya dia bisa berhenti merokok. Saya ajak dia daftar gym dan kita ingin membuat kesehatan kita lebih baik. Saya merasa bisa membuat perubahan untuk teman saya, sehingga itu memacu saya untuk melakukan perubahan selanjutnya," ujar Andrew Ryan Samuel merinci.

Sejak aktif di pusat kebugaran, Andrew pun mengaku sudah mulai mengalami penurunan intensitas bermain game. Bobot tubuhnya pun turun dari 93 kg ke 85 kg.

Diet sehat juga dijalani Andrew. Sejak merasakan banyak perubahan dari mengurangi bermain game, ia aktif menulis buku hingga memiliki komunitas. Di titik itulah Andrew sadar bahwa berprestasi di dunia nyata lebih menarik ketimbang di dunia maya.

"Setelah fase kecanduan game itu saya pernah menang kompetisi film making antar sekolah. Saya juga ikut olimpiade antar sekolah kejuaraan tenis meja dan menang dua medali emas. Saya merasa beprestasi tidak lagi di dunia maya, tapi juga dunia nyata," lanjut Andrew.

April 2018 lalu, Andrew pun berhasil menelurkan sebuah buku berjudul The Trigger to Everything. Kini Andrew juga aktif menjadi pembicara seminar dan membagikan tipsnya agar remaja seusianya tidak lagi kecanduan game.

Pertama, kata Andrew, jangan biasakan memberi anak hiburan melalui gawai. Ia mencontohkan banyak anak kecil yang diberi tontonan Youtube saat makan atau diberi gawai agar berhenti menangis.

"Anak 1-5 tahun jangan biasakan buka Youtube sambil makan. Seakan-akan Youtube itu baby sitter. Jangan pernah kasih hp ketika anak menangis. Lebih baik kasih buku. Kalau jadi kebiasaan dari kecil maka akan jadi kecanduan ketika besar," ujar Andrew.

Langkah kedua, orangtua bisa memberikan aktivitas yang menarik di dunia nyata bagi anak agar terlepas dari kecanduan game.

Berdasarkan pengalamannya, Andrew mengalihkan kecanduan game ini dengan mendaftar sebagai anggota gym dan aktif menjalani gaya hidup sehat.

Dengan tubuh yang sehat dan bugar, Andrew merasa lebih percaya diri dan mendapat penerimaan di dunia nyata.

"Developer game melakukan berbagai cara agar orang menggunakannya. Nah Anda para orangtua harus punya cara juga agar dunia nyata anak lebih menarik. Beri dukungan buat anak, misalnya dia suka olahraga, suka nyanyi, ikutkan les vokal, ikutkan kompetisi. Hal ini akan mengalihkannya dengan kecanduan game," cerita Andrew panjang lebar.

Selanjutnya orangtua bisa berdiskusi dengan anak untuk memberi target spesifik agar dirinya terlepas dari kecanduan game. Misalnya mulai membatasi untuk bermain game selama satu jam setiap hari atau hanya boleh dilakukan di waktu tertentu seperti akhir pekan atau liburan.

"Sebenarnya bermain game itu boleh, asal tidak mengorbankan tiga hal, yaitu pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial," imbuh dia.

Nah, cara yang paling ekstrem, kata Andrew Ryan Samuel, orangtua bisa meminta anak menghapus aplikasi game atau hal yang berkaitan dengan game. Umumnya untuk mengunduh software game butuh waktu lama. Ketika sudah terhapus maka biasanya harus memulai dari awal dan membuat kita malas untuk menggunakannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI