Suara.com - Siapa yang tidak tahu kemasyuran Gunung Everest yang sangat terkenal, karena bukan saja keindahannya melainkan juga cerita para pendaki yang tidak pernah habisnya melewati banyak rintangan dan tantangan di sana.
Namun, terhitung 2019, pemerintah China berencana membatasi jumlah pendaki yang diperbolehkan menapak puncak Everest.
Laporan The Independent menyebut tahun ini puncak Everest hanya boleh didaki 300 pengunjung, atau setara sepertiga jumlah pendaki di tahun-tahun sebelumnya.
Tahun 2017, Gunung Everest pernah memecahkan rekor jumlah pendaki terbanyak yakni 648 orang, 202 di antaranya berhasil mencapai puncak dilansir GuideKu.
Baca Juga: Henry Tulis Surat Perpisahan usai Dipecat Monaco, Isinya Mengharukan
Pembatasan yang diberlakukan tahun ini difungsikan agar otoritas setempat dapat melakukan pembersihan secara menyeluruh di puncak Everest.
Tak dapat dipungkiri, jumlah pengunjung yang begitu banyak dari tahun ke tahun menyebabkan begitu banyak sampah ditemukan di sepanjang Everest. Disana, tak sulit kita menemukan sampah seperti kantong plastik, tenda, tabung oksigen, peralatan masak hingga mayat korban keganasan alam puncak tertinggi di muka bumi tersebut.
Tercatat sepanjang tahun 2018, Gunung Everest menelan delapan orang korban.
Hingga hari ini, otoritas China perlahan mulai memunguti dan mendaur ulang sampah-sampah yang tersisa di puncak Everest.
Tak hanya sampah, Everest juga dipenuhi dengan limbah kotoran manusia. Tak heran gunung ini juga didapuk predikat sebagai toilet tertinggi di muka bumi, sebab begitu banyaknya kotoran manusia yang dapat ditemukan disana.
Baca Juga: Aru Diguncang Gempa 5,9 Skala Richter
Bahkan sebab kotoran tersebut pula, para porter di Everest pernah membawa turun 14 ton limbah manusia ke sebuah kawasan bernama Gorak Shep, sebuah danau beku di ketinggian 5 ribu meter di atas permukaan laut.