Sejarah Wedang Ronde, Minuman Khas Tahun Baru Imlek dari China

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 26 Januari 2019 | 08:05 WIB
Sejarah Wedang Ronde, Minuman Khas Tahun Baru Imlek dari China
Sejarah Wedang Ronde, minuman khas China yang terkenal di Indonesia. (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejarah Wedang Ronde, Minuman Khas Tahun Baru Imlek dari China

Tak banyak yang tahu, hangatnya Wedang Ronde ternyata berasal dari China. Ya, wedang ronde merupakan salah satu jenis minuman yang masuk dalam daftar sesaji di altar klenteng saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Minuman hangat dengan aroma jahe itu terselip di antara aneka buah-buahan, kembang, dan berbagai jenis makanan lainnya sebagai persembahan kepada para dewa.

Alkisah di negeri China, datangnya Tahun Baru Imlek pasti bertepatan dengan musim dingin. Di Indonesia, Tahun Baru Imlek juga biasanya terjadi saat musim hujan yang identik dengan hawa dingin pula.

Baca Juga: Raisa Melahirkan Sebentar Lagi, Hamish Daud Langsung Rajin Investasi

"Masyarakat China sangat khawatir dengan hawa dingin, membuat racikan dari bulatan ketan dan gula lalu dicampur dengan air jahe panas agar hangat saat diminum," kata sejarawan China asal Semarang, Jongkie Tio, baru-baru ini.

Dari saat itu, kata Jongkie, masyarakat China lalu memberikan sesajian kepada para dewa saat Tahun Baru Imlek guna meminta pertolongan agar diberikan keselamatan saat musim dingin tiba.

Sejarah Wedang Ronde, minuman khas China yang terkenal di Indonesia. (Suara.com/Adam Iyasa)
Sejarah Wedang Ronde, minuman khas China yang terkenal di Indonesia. (Suara.com/Adam Iyasa)

"Imlek di Cina itu pas musim dingin, jadi dewa juga diberi sesajian minuman penghangat agar permintaan dapat disampaikan ke Tuhan untuk dikabulkan dari bahaya musim dingin," tuturnya.

Perjalanan wedang ronde sampai di Indonesia pun cukup panjang. Diperkirakan wedang ronde masuk ke Indonesia sejak tahun 400 Masehi, bersamaan dengan para saudagar China menginjakkan kaki di tanah Aceh, Banten, dan Jawa.

"Hawa di Nusantara hampir sama dinginnya di Cina, maka para saudagar itu juga memperkenalkan wedang ronde pada masyarakat lokal," katanya.

Baca Juga: Aksi Ciamik Ustaz Abdul Somad Jajal Berkendara di Medan Ekstrem, Keren!

Wedang ronde dapat diterima karena terbuat dari bahan ketan dan gula. Selain mudah ditemukan, ketan dan gula termasuk halal bagi masyarakat lokal yang menganut Islam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI