"Ketika menemukan situs-situs itu kami merasa senang bisa melihat sisa-sisa peninggalan leluhur yang ada," imbuh dia.
Tokel berharap bahwa kegiatan yang dilakukannya untuk mengenal jejak sejarah pendahulu bisa diikuti oleh anak-anak zaman now yang kini sudah terpengaruh oleh gawai. Ia pun sudah mulai menularkannya ke anak-anak di lingkungan sekitarnya seperti dimulai dengan mengenalkam situs peninggalan kecil seperti lumpang dan lesung kayu yang biasa digunakan nenek kita.
"Mereka kami minta untuk melestarikannya, walaupun benda itu di zaman sekarang sudah tidak berguna atau sudah tidak difungsikan lagi. Karena selalu ada cerita kenapa lesung itu digunakan pada zaman dahulu," lanjut Tokel.
Meski berbasis di Mojokerto, Jawa Timur. Tokel mengatakan komunitasnya tak tertutup untuk masyarakat lain yang memiliki ketertarikan yang sama dengan benda cagar budaya di daerah lain. Untuk itu Ia juga membuat Facebook Fanpage sebagai wadah untuk berbagi temuan situs-situs bersejarah warisan kerajaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Baca Juga: Menaker: Kabar Demo Buruh Protes TKA China di Morowali Cuma Hoaks
Di akhir, Tokel pun berpesan, agar kita melestarikan Benda Cagar Budaya di sekitar lingkungan kita dengan cara menjaga, merawat dan melestarikannya.
"Kalau tidak dimulai dari kita, lalu nunggu siapa lagi yang akan merawat dan menjaga peninggalan leluhur kita," tandas Tokel.