Demi Beli Barang Impian, Seorang Ibu Tega Jual Anaknya

Selasa, 22 Januari 2019 | 18:30 WIB
Demi Beli Barang Impian, Seorang Ibu Tega Jual Anaknya
Ilustrasi ibu jual anak demi membeli barang impian. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi ibu adalah impian semua perempuan, namun bagaimana jadinya jika ada ibu yang tega menjual anaknya demi membeli barang impiannya?

Baru-baru ini sebuah peristiwa yang sangat ironi terjadi di China. Seorang ibu rela menjual anaknya demi bebas dari kemiskinan dan kelaparan. Parahnya, uang hasil penjualan anak dipakai untuk membeli barang.

Dikutip dari Feedytv.com, konon katanya hal itu biasa dilakukan oleh penduduk di dataran tinggi China. Bagi penduduk di sana, hamil dan memiliki anak berarti sebuah solusi untuk terbebas dari kelaparan.

Seperti dikutip dari Feedytv.com, Selasa (22/1/2019), penduduk desa tersebut kerap menjual anak-anak mereka untuk membayar utang serta membeli sepeda motor dan televisi.

Baca Juga: Pernikahan Ahok - Bripda Puput Disebut Bakal Digelar Tertutup

Seorang wanita berinisial P merupakan satu dari sekian banyak yang tega menjual anaknya. 

Hidup miskin dengan 4 anak serta tinggal di rumah yang reyot, membuat P dan suaminya mesti tenggelam dalam kubangan utang dan penderitaan.

Situasi kian sulit ketika dia memiliki anak ke-5. Hingga kemudian, P menerima permohonan ke China untuk menjual bayinya seharga Rp 80 juta.

Setelah menjual bayinya, P merasa senang karena dia bisa membayar setengah dari utangnya serta membeli sepeda motor dan televisi.

"Itu laki-laki. Ketika transaksi selesai, mereka (penjual--RED) membawa bayi itu pergi. Setelah tinggal beberapa pekan, mereka memberikan saya uang dan membawanya kembali," ujar P seperti dikutip GuideKu dari Feedytv.com

Baca Juga: Suami Bertingkah Aneh, Ternyata Lebih Parah dari Perselingkuhan

Tidak semua perempuan senang seperti P Kondisi bertolak belakang dialami wanita berinisial M setelah menjual anak-anaknya.

Duduk dalam suasana jijik dan sedih di tangga depan rumah, M tercekat ketika mengisahkan nasib yang dialaminya.

"Saya tergiur oleh uang dari menjual anak-anak saya," ujarnya.

Beberapa hari setelah melahirkan, orang-orang ini mengumumkan bahwa anak mereka sudah meninggal. Alhasil mereka hanya membayar sepertiga dari uang yang dijanjikan.

Dia meyakini bahwa bayi tersebut sangat sehat di hari kelahirannya. Menurut M, ini merupakan akal-akalan orang jahat sehingga tidak ingin membayar uang tersebut.

Berulang kali M datang ke rumah pialang untuk meminta uang serta menyampaikan keluhan. Namun, hasilnya nihil. Anak hilang, uang pun tidak dapat.

"Tidak ada lagi kehamilan, tidak ada lagi menjual anak. Saya akan kangen ketika menjualnya (anak--RED)," ujar M.

Setelah kesepakatan human trafficking, mereka yang beruntung memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan, melarikan diri dari kesengsaraan dalam waktu singkat.

Tapi berapapun uang yang dihasilkan, ini sangat tidak sebanding hingga seorang ibu tega menjual anak apalagi untuk membeli barang impian. (Rendy Adrikni Sadikin)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI