Suara.com - Tahun Babi Tanah, Suhu Yo: Waspada Perekonomian Amburadul!
Tidak lama lagi kita akan memasuki Tahun Baru Imlek pada 5 Februari 2019. Menurut penanggalan kalender lunar China, 2019 merupakan tahun Babi yang berunsur Tanah (bumi). Tahun ini merupakan siklus Jihai dalam shio China, karena terakhir Shio Babi Tanah terjadi pada 1959.
Ahli Fengshui, Suhu Yo mengungkap, karena babi masuk dalam tiga shio terakhir, maka dapat diramalkan bahwa tahun ini merupakan tahun yang cukup memiliki kendala, khususnya dalam hal keuangan.
"Shio kan urutannya ada 12. Pertama Shio Tikus, terakhir Shio Babi. Pada tiga tahun terakhir, Monyet, Anjing dan Babi. Tiga shio ini membuat kendala keuangan yang amburadul," ujarnya saat Suara.com temui di Rumah Herbal Alami, Chandra Building, Glodok, Jakarta Barat.
Bahkan, lanjut Suhu Yo yang tahun lalu meramalkan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah mencapai Rp 15.000, di tahun ini ia kembali meramalkan dolar AS bisa menginjak angka Rp 17.000 pada puncaknya pada April dan November mendatang.
"Kenapa? Karena di bulan April ada neraca pembayaran utang luar negeri. Selain itu ada juga pembayaran dividen atau saham yang menggunakan dolar. Ya, ini memang efek dari shio-shio terakhir yang membuat perekonomian lebih menurun," ujar dia.
Agar tetap bertahan, kata Suhu Yo, sebaiknya pemerintah fokus pada penambahan lapangan pekerjaan. Apalagi, di tahun ini pula supermarket lebih banyak yang akan tutup. Kondisi ini tentu saja membuat dampak semakin banyaknya pengangguran.
"Contohnya pabrik yang kecil dan menengah dihidupkan semua. Disupport insentif. Kaya pengrajin-pengrajin juga dikasih insentif, mungkin mereka sudah ekspor selama ini supaya lebih baik dan hidup," urainya panjang lebar.
Selain keuangan yang melemah, Suhu Yo menambahkan, di Tahun Babi Tanah, Indonesia juga diramalkan masih akan dilanda banjir besar-besaran dan gunung meletus.