Menilik Bekas Pabrik Gula Belanda Jadi Rest Area di Ruas Tol Trans Jawa

Kamis, 17 Januari 2019 | 19:10 WIB
Menilik Bekas Pabrik Gula Belanda Jadi Rest Area di Ruas Tol Trans Jawa
Eksotisme bangunan cagar budaya dengan modernitas layanan sebuah rest area di jalan tol. (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bangunan rest area ini mengkombinasikan eksotisme bangunan cagar budaya dengan modernitas layanan sebuah rest area di jalan tol.

Sebuah rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di ruas tol Trans Jawa Pejagan-Pemalang atau tepatnya di Rest Area KM 260 B adalah bangunan tua sarat sejarah bekas Pabrik Gula (PG) Banjaratma di Kabupaten Brebes Jawa Tengah, dibangun pada tahun 1908 oleh perusahaan gula asal Belanda N.V. Cultuurmaatschappij (perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam).

Bangunan itu sangat eksotis, menunjukan kekunoannya berupa susunan tembok batu bata yang berselimut akar-akar pohon perdu. Untuk menjaga kekokohannya dibantu dengan tiang besi sekaligus sebagai pondasi bangunan rest area.

Nilai-nilai sejarah pun masih tersirat jelas, lantaran dari bangunan pendukung tidak mengubah nilai artistik dan esensi awal bangunan. Terlebih pada masanya, PG Banjaratma ini sekaligus menjadi tempat penelitian atau Proefstations.

Baca Juga: Persija Jakarta Dapat Sponsor Baru

 Eksotisme bangunan cagar budaya dengan modernitas layanan sebuah rest area di jalan tol. (Suara.com/Adam Iyasa)
Eksotisme bangunan cagar budaya dengan modernitas layanan sebuah rest area di jalan tol. (Suara.com/Adam Iyasa)

Saat memasuki bangunan tersebut, pengunjung rest area bisa menyimak langsung bekas-bekas ruang dan peralatan seperti menyusuri perjalanan pembuatan gula pada masa lalu.

Dari tungku, mesin penggiling raksasa 'roda gila' dan lorong-lorong bekas pencipta uap, mengingat pabrik gula ini dulunya menggunakan teknologi uap air bukan kayu maupun batubara.

Guna mendukung fasilitas sebuah rest area yang mumpuni, rencananya akan ada booth-booth berukuran 2 x 2,5 m yang tersedia. Untuk booth UMKM kecil ada sekitar 64 stand, sedangkan untuk yang besar ada sekitar 52 booth.

UMKM akan berdiri di lahan 5 hektare. Sedangkan total rest area ada 11 hektare. Perpaduan eksotisme bangunan serta kelezatan kuliner khas akan jadi daya tarik tiada duanya.

Janu Widayatno, Site Engineer Manager Rest Area KM 260B mengatakan proyek ini merupakan percontohan konsorsium BUMN untuk pengembangan UMKM di daerah sekitar jalur tol.

Baca Juga: Duduki Alquran di Masjid, Ma Abud Diperiksa Dokter Kejiwaan

"Bahkan tidak sekadar rest area, ini juga akan jadi destinasi wisata yang bisa kita kembangkan untuk pertunjukan," katanya, Kamis (17/1/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI