Suara.com - Melihat sebuah keluarga bahagia membagikan momen kebersamaan di Instagram mungkin sudah biasa. Namun pasangan satu ini berbeda. Mereka malah bikin heran karena memamerkan puluhan anak plastik.
Pasangan ini memiliki koleksi 30 boneka plastik yang mereka kenakan baju dan berpose seolah-olah adalah anak-anaknya sendiri. Semua foto lalu diunggah di akun Instagram @all.my.plastic.children.
Dilansir dari Metro, Madeline Dressel dan suaminya, Maleakhi, memutuskan membuat akun Instagram untuk berbagi kehidupan dengan anak-anak plastik kesayangan.
Keduanya memang senang mengumpulkan boneka bersama-sama. Awalnya mereka selalu melihat foto keluarga yang dibagikan oleh teman dan kerabat di Facebook.
Baca Juga: Lensa Kontak Bikin Pengantin Wanita Ini Dihujat Netizen, Ada Apa?
''Kami berpikir bahwa pementasan foto keluarga kami sendiri dengan gaya yang sama akan menjadi cara konyol untuk terlibat dalam aksi tersebut, dan juga menjawab pertanyaan lama tentang kapan kami akan punya anak,'' ujar Madeline.
Madeline dan Maleakhi, yang sudah menikah selama empat tahun, telah lama memiliki hasrat terhadap barang-barang vintage - terutama boneka.
''Awalnya kami menyusun sebagian besar parodi dari foto-foto keluarga yang dipentaskan, tetapi telah berkembang menjadi lebih banyak bentuk seni sendiri yang memungkinkan kami menampilkan koleksi vintage kami dan menciptakan kembali foto serta iklan yang terinspirasi dari abad pertengahan,'' ungkap Madeline.
Madeline sendiri sudah mengumpulkan boneka sejak masih kecil dan mempunyai koleksi 75 Barbie vintage. Saat koleksi boneka berukuran balita booming kembali di tahun 2016, mereka pun mulai mengoleksinya dan sekarang sudah memiliki 30 boneka.
Selayaknya anak, mereka juga memberi boneka-boneka tersebut nama, misalnya saja Polly-Marie, Baker, Sara-Ann, Stella-Irene, Sandy, dan Thomas.
Baca Juga: Seniman Ini Ubah Boneka Cute Pinky Barbie Jadi Drag Queen
Demi 'melahirkan' anak-anak plastik itu, Madeline dan Maleakhi telah menghabiskan hampir GBP 2000 atau Rp 36,3 jutaan. Walau demikian, mereka tidak memandang boneka sebagai pengganti anak-anak. Mereka hanya menikmati momen bersenang-senang dengan koleksinya itu.