Sementara untuk makan sehari-hari, anggota keluarga dari perempuan tersebut akan menyiapakan dan mengantarkan makanan khusus ke gubuk menstruasi.
BACA JUGA: Tradisi Potong Jari, Pernyataan Cinta Ekstrem Suku Dani di Papua
Hari ini, walaupun tidak semua keluarga di Nepal tega mengasingkan putri maupun anggota keluarga mereka saat Chhaupadi, stigma yang dimunculkan tradisi menahun tersebut membuat banyak keluarga tertekan oleh tekanan sosial jika tidak turut melakukan tradisi ini.

Laporan PBB menyebut, anggapan bahwa perempuan yang sedang haid dapat membawa sial tak hanya tumbuh di Nepal namun juga di Uganda dan beberapa negara di Afrika lainnya.
Jane Ussher, dosen psikologi kesehatan wanita di Western Sydney University menyebut tabu terhadap menstruasi telah tumbuh sangat lama di berbagai kebudayaan dan negara di dunia.
BACA JUGA: Tradisi Kerik Gigi, Cantik yang Hakiki Ala Wanita Suku Mentawai
''Pada bermacam kebudayaan, menstruasi kerap diasosiasikan dengan sesuatu yang kotor, menjijikkan, memalukan dan menakutkan,'' kata Jane Usher seperti dikutip Guideku.com dari ABC News.
Tentu salah kaprah yang dibiarkan menahun ini telah mencederai hak dan keberadaan perempuan di lingkungan masyarakat yang begitu mempercayai stigma tersebut.
Padahal menstruasi sesungguhnya merupakan kondisi normal yang terjadi pada perempuan. Kondisi tersebut terjadi sebab dinding rahim di bagian dalam luruh akibat tidak dibuahi.
Baca Juga: Budaya Beberes Setelah Makan Dicaci, Kelakuan Konsumen Negara Berkembang ?
BACA JUGA: Dilema, Tradisi Wanita Hindari Pelecehan di Negara Ini Sadis tapi Solutif