Suara.com - Mengidap penyakit kritis kerap menjadi faktor risiko terjadinya kebangkrutan khususnya dalam keuangan akibat biaya berobat yang mahal.
Penelitian yang dilakukan ASEAN Cost in Oncology (ACTION) mengungkapkan bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, hampir 50 persen mengalami kebangkrutan, dan 29 persen meninggal dunia.
Disampaikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA, mencegah penyakit kritis yang umumnya berupa stroke, serangan jantung, gagal ginjal, diabetes dan kanker bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup. Ia mengakui bahwa kesibukan dan tuntutan pekerjaan merupakan tantangan dalam menerapkan pola hidup sehat.
"Kebiasaan seperti merokok, tidak olahraga rutin, kurang makan buah dan sayur serta kebiasaan makan tidak teratur adalah faktor-faktor risiko utama penyebab penyakit tidak menular. Saat ini, usia muda bahkan tidak menjamin seseorang terbebas dari ancaman penyakit kritis," ujar dr Vito.
Baca Juga: Huddersfield Town Resmi Berpisah dengan Pelatih David Wagner
Menurut dia mengidap penyakit kritis tak hanya mempengaruhi finansial dan kualitas hidup penderita namun juga anggota keluarga lainnya. Untuk itu Ia menyarankan masyarakat agar menjalani pola hidup sehat mulai dari sekarang.
"Hampir semua orang tahu makan harus dijaga. Jadi mulai makanan yang sehat. Lalu olahraga rutin. Olahraga sama capek itu beda. Kerja capek itu bukan olahraga. Jadi mulai sekarang ubah pola hidup," tambah dia.
Nah dari sisi pembiayaan, kebangkrutan akibat mengidap penyakit kritis bisa dicegah dengan mengikuti asuransi. Prudential Indonesia baru-baru ini meluncurkan PRUCritical Benefit 88. Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia mengatakan, berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat mengganggu perencanaan keuangan.
"Melalui PRUCritical Benefit 88, Prudential berharap dapat memberikan ketenangan pikiran pada nasabah dan keluarganya. Nasabah dapat memanfaatkan uang perlindungannya untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit, dan juga biaya hidup," ujar Jens.
Himawan Purnama, Busssiness Product Development Prudential Indonesia mengatakan bahwa PRUCritical Benefit 88 memberi perlindungan terhadap 61 kondisi kritis termasuk kanker, serangan jantung, kelumpuhan hingga meninggal dunia karena kecelakaan.
Baca Juga: Kominfo: Presiden Jokowi Paling Banyak Diserang Hoaks
"Ketika nasabah mencapai 88 tahun dan dia tidak sakit maka uang pertanggungan akan dibayarkan 100 persen. Kami berharap produk ini bisa jadi solusi untuk mencegah beban biaya besar ketika terjadi kondisi kritis yang tidak diduga," tandas dia.