Suara.com - Beberapa hari belakangan masyarakat Indonesia diresahkan dengan harga tiket pesawat yang melonjak naik. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang menandatangani petisi agar pemerintah dan pihak maskapai meninjau ulang kenaikan harga tiket pesawat.
Meski Indonesia National Air Carrier Association (INACA) mengklaim bahwa harga tiket pesawat sudah kembali turun hingga 60 persen, masyarakat masih mengeluh harganya masih lebih mahal sebelum dinaikkan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku bersyukur jika memang betul harga tiket pesawat sudah turun. Pasalnya, kata dia, biaya transportasi memang menjadi penentu bagi wisatawan untuk berlibur ke destinasi wisata.
"Tiket pesawat turun sangat positif bagi pariwisata karena biaya transportasi akan sangat menentukan orang mau berwisata atau tidak. Begitu juga kalau terlalu tinggi, orang juga akan berpikir ulang mau berwisata," ujar Menpar Arief.
Baca Juga: Lagunya Dipakai di Kampanye Tim Prabowo, Rapper Kill The DJ Marah Besar
Apalagi, imbuh Arief, masyarakat cenderung memilih penerbangan low cost carrier atau LCC ketika akan berwisata sehingga kenaikan harga yang tajam akan memengaruhi daya beli dan kemampuan orang untuk berwisata.
"Bagasi bayar? Harga tiket naik itu akan berdampak pada pariwisata. Maskapai yang naik (harganya) paling besar akan ditinggalkan oleh masyarakat," kata dia.
Itu sebabnya, Menpar mengimbau pihak maskapai menaikkan harga secara bertahap jika memang harus dinaikkan karena alasan biaya operasional yang tinggi.
"Yang bijaksana memang naik dua-tiga tahun perlahan-lahan. Kenaikan mendadak belum bisa diterima. Maskapai LCC itu sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisata, bisa sampai 20 persen. Karena orang kalau wisata cenderung naik penerbangan LCC," tandas dia.
Baca Juga: Kantor Pemerintahan AS Ditutup, Penjualan Produk Columbia Sportswear Turun