Suara.com - Bakmi Jawa, kuliner dengan bahan dasar mie dengan guyuran kuah atau bumbu goreng yang menggugah selera rupanya bukanlah murni kuliner asli Jawa, namun nama Jawa pada bakmi, populer karena memang banyak ditemui di sepanjang jalanan Kota Semarang.
Bakmi Jawa juga populer disebut 'Mie Jowo' diketahui sebagai salah satu kuliner peranakan Tionghoa. Sejarahnya, Semarang sebagai pintu masuk para saudagar Cina tempo dulu dalam menjalin hubungan dagang dan politik dengan Kerajaan Mataram Kuno.
"Saat itu pedagang Cina mengenalkan makanan jenis mie ini kepada masyarakat lokal," kata sejarahwan Tionghoa Semarang, Jongkie Tio, saat ditemui di kediamannya Jalan Gajahmada Semarang Jawa Tengah, Sabtu (12/1/2019).
"Ada 75 persen kuliner Jawa dan Semarang adalah kuliner peranakan, termasuk Bakmi Jawa, berbahan dasar mie merupakan asli kuliner dari Tionghoa, kuliner lainnya ada lumpia, bistik Jawa dan lainnya," lanjutnya.
Baca Juga: Tiga Skenario Karyanya Belum Difilmkan, Joko Anwar 'Diteror' Produser
Menurut Jongkie Tio, kuliner Bakmi Jawa populer hingga terkenal sampai sekarang dimulai pada tahun 1991. Dahulu kata pria peranakan 78 tahun itu, Bakmie Jawa sudah pernah ada hanya saja terbatas di perkampungan Kota Semarang.
Belum menjadi primadona kuliner di hotel atau menjadi menu sajian para pejabat tatkala ada acara kebesaran atau menu di pesta perkawinan di masyarakat Jawa.
"Bakmie Jawa itu hasil akulturasi budaya mau itu bihun jawa atau cap cay," lanjutnya.
Pemilik Restoran Semarang Heritage itu berkisah, sebagai pegiat kuliner daerah dia mengadakan kurasi menu khas Semarangan. Hasilnya, Bakmi Jawa dia pilih. Dia gelar sebuah pameran kuliner perkampungan selama tiga hari pada tahun 1991.
Bahwa Bakmi Jawa dahulu adalah masakan kampung yang dianggap kurang memiliki nilai strata yang lebih tinggi terutama bagi kalangan orang kaya dan berpengaruh ketika itu enggan mencoba.
Baca Juga: Tas Merah Isi Uang Rp 40 Juta Ditemukan dalam KRL Tanah Abang - Serpong
"Walikota Semarang ketika itu Soetrisno Suharto mencanangkan adanya wisata kuliner khas Semarang. Sejak itu barulah hotel-hotel mengadaptasi makanan kampung sampai sekarang, termasuk Bakmi Jawa itu," kisahnya.