Tularkan 'Virus' Membaca Bersama Komunitas Pecandu Buku

Sabtu, 12 Januari 2019 | 09:00 WIB
Tularkan 'Virus' Membaca Bersama Komunitas Pecandu Buku
Komunitas Pecandu Buku menular virus membaca dengan cara menyenangkan. (Foto: Dok. KPB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kamu yang gemar membaca buku wajib tahu nih kalau ternyata ada lho Komunitas Pecandu Buku (KPB).

Buku adalah jendela dunia. Begitulah pepatah populer yang sering kita dengar untuk membangkitkan minat baca sejak kecil.

Ya, melalui buku, pikiran akan lebih terbuka dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan membuka wawasan secara lebih luas.

Tak heran jika di dunia ini, begitu banyak orang yang sangat mencintai buku. Membacanya seakan menjadi candu yang sulit untuk dihilangkan.

Baca Juga: 5 Seleb Korea Ini Rela Putus Sekolah Demi Karier

Aktivitas membaca yang dilakukan Komunitas Pecandu Buku sering juga dilakukan di ruangan terbuka. (Foto: Dok. KPB)
Aktivitas membaca yang dilakukan Komunitas Pecandu Buku sering juga dilakukan di ruangan terbuka. (Foto: Dok. KPB)

Salah satunya adalah mereka yang tergabung dalam KPB yang dibentuk dua perempuan asal Bandung, Jawa Barat, Fiersa Besari dan Aulia Angesti.

Keduanya resmi mendirikan KPB pada 18 Juli 2015 dengan tujuan dapat menularkan 'virus' membaca kepada siapapun, khususnya generasi muda.

Annisa Fitrianda Putri, salah satu anggota dan kurator ulasan di KPB menyebut, awalnya Fiersa dan Aulia merasa prihatin dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda.

Ya, jika merujuk pada data hasil penelitian Perpustakaan Nasional 2017, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari sekitar 30-59 menit.

Komunitas Pecandu Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)
Komunitas Pecandu Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)

Berbanding lurus dengan survei yang dilakukan UNESCO pada 2012 terhadap minat baca di 61 negara, Indonesia hanya 0,001 persen dan menempati peringkat kedua terendah dari negara yang disurvei.

Baca Juga: Pria Minta Maaf Lewat Tato Setelah Selingkuh, Tulisannya Ditertawakan

"Hal inilah yang mendorong kedua warga Bandung ini membuat gerakan, dan berjalan menjadi sebuah komunitas," ujar dia pada Suara.com belum lama ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI