Beranjak dewasa, Jin Hyun semakin kebal dengan perlakuan yang memarginalkan dirinya karena berstatus anak Asia.
Jika ketika masih kecil dulu, dia sering disuruh berperan sebagai kursi (iya, benar-benar kursi dalam arti sebenarnya) saat bermain rumah-rumahan, maka semakin dewasa, jenis bullying yang dia terima semakin berbeda dan semakin 'halus', tidak lagi menyentuh fisik seperti dulu waktu dia kecil.
Meski begitu, tetap saja semuanya membekas dalam ingatan. Menjadi korban bullying memang tidak pernah terasa mudah.
Jin Hyun masih ingat, saat masuk perguruan tinggi, dia melihat seorang siswa laki-laki diserang secara fisik. Alasannya? Lagi-lagi hanya karena dia anak Asia. Di sanalah Jin Hyun sadar, dia tidak sendirian. Banyak anak Asia lain yang bernasib serupa.
Baca Juga: Honda Kembangkan VVT di Motor, Siap Saingi BMW?
Melalui surat terbuka itu, Jin Hyun kemudian memberi semangat bagi anak Asia lainnya agar tetap kuat menghadapi situasi ini. Dia menekankan, mereka tidak sendiri.
''Untuk anak Asia lainnya yang jadi korban bullying, setelah beberapa waktu kamu akan sadar bahwa pengalaman-pengalaman ini bukanlah titik kelemahan, melainkan pengalaman belajar yang membuatmu jauh lebih kuat daripada rekan-rekan lainnya,'' ujar Jin Hyun.
Jadi para korban bullying tidak boleh menyerah dan meratapi diri karena pengalaman tersebut akan membuatmu semakin kuat dan belajar dari trauma untuk tidak mem-bullying orang lain.