Jadi Korban Bullying, Isi Surat Gadis Asia Ini Menyentuh Hati

Kamis, 10 Januari 2019 | 17:00 WIB
Jadi Korban Bullying, Isi Surat Gadis Asia Ini Menyentuh Hati
Ilustrasi korban bullying yang meninggalkan trauma. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi korban bullying tentu tidak mengenakkan dan meninggalkan trauma tersendiri.

Kisah menjadi korban bullying pun dilontarkan seorang gadis asal Asia yang menuliskan perjuangannya menghadapi bullying selama bertahun-tahun.

Dia menjadi korban bullying setelah keluarganya pindah dari Korea Selatan ke California ketika usianya masih 8 tahun dilansir DewiKu.

Kini, gadis bernama Jin Hyun ini masih menetap di sana. Namun, dia telah tumbuh lebih dewasa dan menjadi pribadi yang lebih kuat.

Baca Juga: Honda Kembangkan VVT di Motor, Siap Saingi BMW?

Jin Hyun yang tidak menyebutkan umurnya ini bercerita bahwa dia sering menerima perlakuan kasar dari teman-teman yang notabene merupakan orang Amerika. Hal itu karena dia memiliki ciri fisik berbeda, terutama warna kulit dan bentuk mata.

''Aku benar-benar tidak menyangka jika warna kulit dan bentuk mataku menjadikanku sulit bersosialisasi,'' ungkapnya seperti yang dilansir dari Next Shark.

Belum lagi, kendala bahasa membuat Jin Hyun sulit bersosialisasi pada masa-masa awal kepindahannya. Ini membuatnya kesulitan membela diri dan masa kecilnya pun dipenuhi oleh olok-olok dari teman. Dia berubah menjadi manusia nomor 2 dalam pergaulannya.

Menghadapi situasi ini, Jin Hyun kecil kemudian berkesimpulan jika dia menguasai bahasa mereka, keadaan akan menjadi lebih baik.

Jin Hyun pun belajar bahasa Inggris dengan giat hingga dalam waku kurang dari setahun dia sudah lancar berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun, ternyata bukan itu solusinya.

Baca Juga: 6 Polisi Berpakaian Preman Jaga Pimpinan KPK Selama 24 Jam

Meskipun dia menggunakan bahasa yang sama, bahkan berpakaian ala Amerika, lingkungan tetap mendeskriminasikannya. Guru di sekolah pun tidak bisa diharapkan. Tidak ada yang bisa membantunya agar dia diperlakukan sama seperti yang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI