Suara.com - Satu dari empat perempuan telah mengalami semacam bentuk kontrol reproduksi, inilah yang diungkap oleh sebuah penelitian terhadap perempuan yang mengunjungi klinik kesehatan seksual.
Penelitian yang dipublikasikan di BMJ Sexual and Reproductive Health dan dilakukan oleh Bournemouth University, meneliti studi yang dilakukan mulai 2010 hingga 2017, dengan fokus pada klinik kesehatan seksual di Amerika Seksual dilansir Metro.
Hasil yang cukup mengejutkan ini membuat para ahli menyerukan pada para profesional kesehatan seksual untuk menyaring kontrol koersif mereka ketika berhadapan dengan pasien.
Para peneliti mendefinisikan pemaksaan dan kontrol reproduksi dalam penelitian meluputi berbagai hal. Di antaranya adalah tindakan yang mengganggu niat reproduksi perempuan untuk memulai atau mengakhiri kehamilan dan tindakan apa pun yang menekan atau memaksa perempuan dalam menentukan kontrasepsi yang mereka gunakan.
Baca Juga: Bejat! Pimpinan Pesantren Cabuli Santriwati Agar Punya Suara Bagus
Selain itu, artikel tersebut juga menyatakan bahwa beberapa dari perempuan bahkan mencabut kontrasepsi IUD karena pasangannya. Meskipun temuan ini berasal dari Amerika, diyakini bahwa situasi di Inggris mungkin serupa.
Sebagai hasilnya, penulis merekomendasikan mereka yang melakukan kontrol kelahiran untuk memberi tahu jika mereka mengalami paksaan. Ini termasuk mengenali ketika perempuan mencari metode kontrasepsi yang dapat disembunyikan, atau ketika mereka sering meminta kontrasepsi darurat atau tes IMS.
Selain itu, mereka yang datang ke pusat kesehatan seksual dengan pengawalan, sebaiknya boleh melakukan pemeriksaan dan membuat janji untuk diri mereka sendiri, sehingga privasi mereka adalah yang terpenting.
Dr Sam Rowlands, yang bekerja pada penelitian ini mengatakan kepada Buzzfeed News bahwa perilaku tersebut sering terjadi apalagi saat seorang perempuan sedang menentukan mereka menginginkan kehamilan mereka atau tidak.
Sehingga secara tidak disadari, klinik kesehatan seksual lah yang mendorongnya untuk memiliki keluarga, menghentikan kontrasepsi, dan jika itu tidak berhasil, pada akhirnya akan mempengaruhi penggunaan kondom pada para pasien.
Baca Juga: Gelar Pembuat Pesawat Terbanyak Masih Dipegang Boeing
"Beberapa perempuan akan datang dan meminta kontrasepsi yang sebenarnya tidak dia pahami. Jadi yang klasik adalah suntikan kontrasepsi karena Anda tidak dapat melihat di mana jarum masuk, atau memiliki alat kontrasepsi dengan IUD sangat pendek sehingga dia tidak bisa merasakannya," ujar dia.
"Yang mengejutkan adalah bahwa sekarang ini, hal tersebut sangat umum," tutup dia sesuai penelitian terhadap perempuan yang mengunjungi klinik kesehatan seksual.