Suara.com - Nepal memiliki daya tarik pada keindahan alam dan daya tarik pada kebiasaan atau budaya masyarakatnya, seperti profesi sebagian warga di sana sebagai pemburu madu yang cukup ekstrim.
Bagaimana tidak ekstrik, jatuh dari ketinggian tebing tinggi karena naik tanpa alat bantu pun menjadi risikonya.
Bergelantungan di tangga, bertaruh nyawa di atas jurang, demikian pertaruhan hidup seorang pemburu madu di Nepal.
Memburu madu di dinding tebing nan curam merupakan pekerjaan turun-temurun di Nepal.
Baca Juga: Ratusan Narapidana di Aceh Kabur saat Adzan, 1 Orang Ditemukan Tewas
Para pemburu madu harus rela bergelantungan di ketinggian 200 meter berbekal tangga yang terbuat dari bambu.
Jika tak cukup nyali, maka mati jadi pilihannya. Sebab hal tersebut, kerja tim yang sangat baik antar setiap anggota pemburu madu, menjadi kunci keberhasilan profesi ekstrem ini.
Salah seorang pemburu yang berada dekat dengan sarang lebah akan mengibaskan alat tradisional yang membubuhkan asap untuk mengecoh lebah-lebah tersebut.
Para pemburu pun harus siap mental disengat lebah yang terganggu sebab sarang mereka diusik. Sebab belum ada peralatan dan baju yang memadai untuk melindungi para pemburu dari sengatan lebah.
Setimpal dengan pekerjaan mereka yang sangat berbahaya, para pemburu madu juga memperoleh insentif yang tidak sedikit, sebab hari ini profesi berburu madu jadi daya tarik bagi para wisatawan yang menyambangi Nepal.
Baca Juga: Busa Menghilang, Kali Item Masih Bau
Setiap kali para pemburu madu beraksi, para wisatawan akan membayar sebesar Rp 6 hingga Rp 12 juta.
Atraksi ekstrem ini dilakukan saat panen madu berlangsung dua kali dalam setahun, yakni di musim semi dan musim gugur.
Wah, mau lihat pemburu madu ini beraksi cukup mahal juga karena risiko yang mereka miliki cukup tinggi, semoga Anda datang pada musim pengambilan madu, jadi selain melihat keindahan alamnya tapi bisa mendokumentasikan kegiatan ekstrim tersebut.