Nikmati Keramahan Sabang Lewat Secangkir Kopi De Sagoe

MN Yunita Suara.Com
Kamis, 27 Desember 2018 | 18:00 WIB
Nikmati Keramahan Sabang Lewat Secangkir Kopi De Sagoe
De Sagoe Kuphie jadi tujuan para wisman. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wisatawan kapal pesiar yang akan bertandang ke Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tak perlu kuatir. Sebab daerah ini punya beragam destinasi untuk dikunjungi. Salah satunya adalah menikmati sensasi kopi robusta yang khas di De Sagoe Kuphie.

Kedai kopi yang terletak di Bundaran Simpang Garuda, Kota Sabang ini buka mulai pukul 06.30 WIB hingga dini hari.

“Kami lebih banyak menyediakan kopi robusta. Sebab, orang Sabang sangat familiar dengan robusta. De Sagoe Kuphie menyediakan banyak pilihan minum kopi bagi para pengunjung,” ungkap Owner De Sagoe Kuphie, Albina Arahman.

De Sagoe Kuphie menawarkan banyak olahan kopi robusta. Varian Kopi Sanger versi De Sagoe Kuphie menjadi favorit. Kopi Sanger ini hanya menggunakan kopi plus susu tanpa tambahan gula lagi.

Baca Juga: TCC Kemenpar: Jalur Wisata Pantai Anyer hingga Tanjung Lesung Normal

“Kopi Sanger ini paling banyak dicari, baik panas atau dingin. Rasanya memang khas karena susu ini hanya sekedarnya saja. Dari jumlah susu yang digunakan ini bisa dipakai sebagai pembeda Kopi Sanger di Sabang dengan Banda Aceh. Di sana rasa susunya kuat,” jelas Albina.

De Sagoe khusus menggunakan kopi dari Ulee Karim, Banda Aceh. Kopi ini sengaja dipilih De Sagoe karena cita rasanya yang nikmat. Warna yang ditampilkan juga lebih ringan dari kopi kebanyakan. Albina mengatakan, kopi asal Ulee Karim mendapat treatment khusus hingga bisa menghasilkan cita rasa berkualitas.

“Kami menggunakan Kopi Ulee Karim. Kopi ini memang diolah berulang hingga didapatkan komposisi sari terbaik,” tutur Albina.

Selain Sanger, De Sagoe Kuphie juga menawarkan sensasi kopi lain, yakni Kopi Hitam. Kopi ini disajikan secara original alias tanpa tambahan gula. Ada juga Kopi Telur dengan campuran telur kampung serta susu. Untuk harga, semua varian kopi diberi banderol mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per gelas.

“Secara umum, harga kopi sangat terjangkau. Kami juga menyediakan kopi susu dengan rasa susu yang dominan. Semua kopi semakin terasa nikmat dengan treatment penyajiannya,” tambahnya.

Selain bahan baku, proses penyajian kopi juga tidak kalah penting. Kopi disajikan dengan seduhan air yang panas mendidih. Penyaringannya dilakukan berulang dengan ketinggian maksimal. Tujuannya, agar proses penguapan kadar asam menjadi maksimal.

“Air panas harus mendidih. Kami panaskan air terus menerus. Kopi ini lalu ditarik. Semakin tinggi akan bagus untuk membuang uap,” katanya.

De Sagoe Kuphie pun selalu ramai oleh pengunjung. Dengan hanya kapasitas sekitar 50 tempat duduk, setiap harinya, kedai ini bisa dibanjiri sekitar 300 pengunjung per hari.

Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari, Ratna Suranti menerangkan, kopi di Sabang dan NAD memang terbaik.

“Kopi milik De Sagoe Kuphie ini nikmat. Kopi di Sabang dan Aceh ini memang yang terbaik. Seluruh dunia sudah mengenal kopi ini. Kopi ini juga bisa dihadirkan di cruise dalam bentuk stand khusus. Dream Cruise ini sudah merencanakannya. Nanti kopi bisa dihadirkan di sana. Jadi begitu turun dan melihat kopi bisa langsung membelinya,” ujar Ratna.

De Sagoe Kuphie memang jadi tujuan para wisman. Sudah banyak wisatawan dari berbagai negara yang singgah, baik dari Asia dan Eropa. De Sagoe juga menyediakan kopi sebagai cendera mata.

“Kopi Sabang harus dicoba dan dinikmati para wisman yang datang dengan kapal pesiar. Cita rasa dari kopi di sana nikmat. Kopi ini bisa menjadi salah satu daya tarik parwisata. Kami yakin, dengan nikmat kopi yang disajikan, wisman akan semakin betah berada di Sabang dan NAD,” jelas Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa.

Bukan hanya varian kopi, De Sagoe Kuphie juga menyajikan banyak menu alternatif. Menu-menu ini disajikan oleh rekanan yang membuka lapak di sana. Total ada 7 lapak dengan menu kuliner pendukung beragam. Mulai dari Mie Aceh, Martabak Telor Aceh, Sate Gurita, nasi goreng, hingga roti bakar.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan, kopi menjadi kekayaan besar Sabang dan NAD.

Baca Juga: Siap Jaring Wisman, Kemenpar Bikin Sales Mission Hot Deal di Cina

“Kopi ini menjadi komoditi terbaik yang ditawarkan Sabang dan NAD bagi para wisatawan. Mereka yang datang dari jalur laut harus mencoba berbagai jenis kopi-kopi di sana. Contohnya NAD dengan Kopi Gayo-nya,” paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI