Kenapa Ginger Bread House Selalu Ada Saat Natal?

Selasa, 25 Desember 2018 | 16:30 WIB
Kenapa Ginger Bread House Selalu Ada Saat Natal?
Ginger Bread House. (Suara.com/Vessy Frizona)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain pohon cemara hias, salah satu dekorasi Natal yang selalu ada adalah ginger bread bouse. Kudapan yang dibuat seperti bangunan rumah yang terbuat dari adonan kue dengan bahan dasar jahe dan kacang.

Di negara-negara Eropa, biasanya biskuit jahe yang renyah ini dibuat oleh anak-anak bersama orangtua mereka. Setelah bagunan rumah jadi, nantinya dihias dengan dekorasi Natal berupa permen dan gula-gula.

Executive Chef Novotel Tangerang, Salahin, menyebut ada beberapa negara Eropa yang menjadikan ginger bread house dalam tradisi Natal, seperti Roma, Belgia, Prancis, Kanada, dan Switzerland.

“Ginger bread house ini menjadi kudapan favorit karena terbuat dari bahan dasar jahe. Dikarenakan Natal selalu jatuh pada 25 Desember, yang mana di Eropa adalah musim dingin dan diselimuti salju, makanya biskuit jahe sangat cocok untuk menghangatkan tubuh,” jelas Salihin saat ditemui Suara.com belum lama ini di kawasan Tangerang.

Baca Juga: Ingin Bertemu Istri di Surga, Ifan Seventeen Berharap Jadi Suami Saleh

Berdasarkan sejarah, awalnya ginger bread house merupakan tradisi dari Roma kuno. Diyakini ginger bread house pertama kali dipanggang di Eropa pada abad ke-11. Sejak abad ke-13, tradisi membuat ginger bread house menyebar ke seluruh Eropa yang dibawa oleh para imigran.

Jahe tidak hanya enak, tetapi memiliki khasiat yang membantu menjaga roti tetap awet. Pemanis tradisional yang dipakai untuk membuat ginger bread adalah madu. Selain itu bahan rempah lainnya yang digunakan adalah kayu manis, cengkeh, pala, dan kapulaga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI