Selain itu juga dibentuk Gerakan Sadar Wisata di destinasi wisata dan sekitarnya sebanyak 4.360 orang. Sementara di kalangan industri pariwisata dilakukan Sertifkasi Usaha Pariwisata Standar ISO, ASEAN, dan SNI. Metodenya dengan memberikan Pelatihan Dasar SDM Industri Pariwisata sebanyak 5.280 orang.
“Kemenpar tahun ini melakukan tiga program strategis dalam meningkatkan kualitas SDM, masyarakat, dan industri pariwisata. Semuanya kita gunakan standar global,” kata Arief.
Bukan itu saja, pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai ‘Bali Baru’ saat ini mengalami kemajuan signifikan dalam hal 3A-nya, atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.
Penambahan penerbangan langsung terus dikebut diseluruh DPP. Begitu juga pengembangan amenitas yang disesuaikan dengan kebutuhan serta keunggulan daerah. Hingga kini pemerintah telah melakukan banyak investasi di 10 DPP tersebut dan diharapkan segera diikuti swasta.
Baca Juga: Pacu Kunjungan Wisman, Kemenpar Siapkan Workshop Buat Diplomat
Dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata membutuhkan investasi sebesar Rp 500 triliun untuk pengembangan 10 DPP tersebut. Kebutuhan investasi tersebut terdiri dari pembiayaan pariwisata sebesar Rp 295 triliun yakni berasal dari pemerintah Rp10 triliun dan swasta Rp 285 triliun, sedangkan investasi pariwisata senilai Rp 205 triliun berasal dari pemerintah Rp170 triliun dan swasta Rp 35 triliun.
Investasi pariwisata dari pemerintah berasal dari Kementerian PUPR Rp 32,5 triliun, Kementerian Perhubungan Rp77,3 triliun, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II Rp 56 triliun, Kementerian Kominfo Rp 0,05 triliun, DAK Pariwisata Rp1 triliun dan Kementerian Pariwisata Rp 3 triliun.
"Selama periode 2019 - 2024 investasi sektor pariwisata antara lain untuk membangun 120.000 hotel kamar, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 100.000 homestay dengan melibatkan peran serta dunia usaha dan UKM pariwisata. Kita akan terus fokus untuk melakukan percepatan di 10 DPP ini sehingga terjadi pemerataan pembangunan kepariwisataan. Imbasnya makin banyak wisman yang bisa kita jaring masuk ke Indonesia," pungkas Menpar.