Suara.com - Batik Air resmi membuka rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi, Rabu (19/12/2018). Pada penerbangan perdananya itu, tingkat keterisian langsung menembus angka 100%.
Penerbangan dengan menggunakan armada Airbus A320 ini pun membuat Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas serta Direktur Utama Batik Air (Capt), Achmad Luthfie jadi sumringah. Sebab hal tersebut menjadi bukti bahwa Banyuwangi kini tumbuh sebagai destinasi baru, menjadi pintu gerbang wisata dan bisnis.
"Banyuwangi dikenal dengan banyak wisata unggulan. Tumbuh dan berkembang menjadi fenomena baru pariwisata Indonesia. Ini sebuah peluang besar bagi kami. Sekaligus mendukung program pemerintah seiring pengembangan pariwisata nasional guna mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia serta wisatawan nusantara," ujar Capt Luthfie.
Senada dengan hal tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga sangat senang menyambut kehadiran Batik Air di Banyuwangi. Hal ini semakin memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi.
Baca Juga: Dorong Kunjungan Wisman, Kemenpar Gali Potensi Wisata Bahari Aceh
"Alhamdulillah, senang sekali occupancy seat full. Ini pertanda baik bagi Batik Air serta Banyuwangi," katanya.
Memang tak dapat dipungkiri Banyuwangi kini tumbuh menjadi destinasi kelas dunia. Angka kunjungan wisatawannya meroket tajam. Sebelumnya Banyuwangi hanya dikunjungi oleh 600 ribu wisatawan domestik. Tetapi saat ini Banyuwangi telah dikunjungi hingga 4,9 juta wisatawan.
"Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691%, ada di level 98.970 orang. Di 2010 angkanya hanya 12.500 orang. Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp2,7 Juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp1,543 Juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp7,7 Triliun per tahun," terang Bupati Anas.
Perkembangan tersebut jelas semakin membuat perekonomian Banyuwangi pun meningkat hingga tumbuh di level 5,6%. Pertumbuhan tersebut unggul dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,53% dan unggul 0,15% dari Jawa Timur.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4%. Angka riilnya saat ini ada di Rp69,9 Triliun. Kenaikan juga dialami pendapatan perkapitanya. Angkanya ada Rp43,65 Juta pada 2018, padahal 2010 masih Rp20,8 Juta. Perkapita ini naik 109%.
Baca Juga: Kemenpar Dukung Maskapai Buka Rute Bangkok-Denpasar
"Dari pariwisata ini bisa menarik sektor lain untuk maju. Sebab, kuncinya tetap pergerakan wisatawan. Terimakasih Batik Air," tambahnya.