Suara.com - Wacana kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo yang dicetuskan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menuai banyak penolakan. Salah satunya berasal dari Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formappmabar). Hal ini disampaikan mereka melalui rilis resmi yang dikeluarkan, Sabtu (15/12/2018).
Formappmabar merupakan gabungan dari para pelaku pariwisata di Manggarai Barat. Organisasi profesional yang tergabung didalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp-Mabar) adalah DPC ASITA Manggarai Barat, DPC HPI Manggarai Barat, Asosiasi Kapal Angkutan Wisata Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, Persatuan Penyelam Professional Komodo (P3K), dan Koperasi taksi Bandara (Flores Today) serta Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Mabar (Formapp mabar).
Ada 16 poin yang disampaikan Formappmabar yang intinya mengecam kenaikan harga tiket masuk TN Komodo. Sebab hal ini dapat membatalkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
"Dari wacana kenaikan tiket di Taman Nasional Komodo, akan banyak pihak yang akan dirugikan, misalnya kapal wisata lokal yang selama ini mengharapkan tamu backpacker atau wisatawan berbajet rendah, dengan kenaikan tersebut maka wisatawan tidak akan datang ke Labuan Bajo dan Komodo sehingga yang rugi adalah kapal wisata lokal karena tidak ada lagi wisatawan yang mengunakan jasa mereka," tulis Formappmabar dalam rilisnya.
Baca Juga: Sukseskan Program Hot Deals Kepri, Kemenpar Beri Penghargaan Stakeholder
Disebut juga jika travel agent lokal Labuan Bajo sedang mengalami dampak buruk dari wacana itu.
“Wisatawan yang sudah dan sedang berencana melakukan tour, bahkan yang telah melakukan pemesanan tour package ke Komodo melalui travel agent telah membatalkan memesan turnya. Dengan alasan rencana kenaikan tarif masuk taman nasional yang sangat mahal," tulis pernyataan lainnya.
Formapp-Mabar pun meminta Pemprov NTT dalam hal ini Gubernur Viktor Laiskodat untuk mengkaji ulang wacana itu dan membuat suasana kembali kondusif. Dengan cara, tetap mengajak wisatawan datang ke TN Komodo karena belum ada keputusan resmi dari pemerintah pusat terkait kenaikan harga masuk tiket taman nasionalnya.
Penolakan ternyata bukan hanya disampaikan industri pariwisata Labuan Bajo. Bahkan, warga di sana pun ikut menentang rencana tersebut.
"Sekarang, pariwisata sudah menjadi mata pencarian utama warga Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Ada yang menyewakan kapal, menjadi tour guide, pengerajin suvenir, ranger di taman nasional dan menyewakan homestay. Kalau tidak ada wisatawan yang datang, ya matilah pariwisata dan mata pencaharian kita," papar salah seorang warga.
Baca Juga: Pacu Kunjungan Wisman, Kemenpar Siapkan Workshop Buat Diplomat
Sebelumnya, Pemprov NTT berencana menaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo di Labuan Bajo, NTT. Harga tiketnya yakni USD 500 untuk turis mancanegara dan USD 100 untuk wisatawan domestik.